Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur bekerja sama dengan instansi terkait terus berupaya menekan laju inflasi yang pada 2015 ditargetkan menjadi sekitar 4 persen agar daya beli masyarakat tidak menurun.

"Target penurunan inflasi menjadi 4 persen ini dengan catatan tidak ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga akhir tahun ini," kata Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kaltim Mawardi BH Ritonga di Samarinda, Jumat.

Guna mewujudkan penuruan inflasi tersebut, maka sejumlah hal yang dilakukan di antaranya meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) mulai tingkat provinsi hingga kabupaten dan kota, terutama dalam pola pengendalian lebih sistematis dan tepat sasaran.

Dia mengatakan selama tujuh tahun terakhir, baru pada 2014 Provinsi Kaltim mengalami inflasi yang lebih rendah ketimbang nasional, yakni sebesar 7,66 persen, sedangkan inflasi nasional pada 2014 sebesar 8,36 persen.

Pencapaian inflasi yang positif tersebut, lanjut dia, tidak terlepas dari rutinitas koordinasi efektif antara TPID di Provinsi Kaltim bersama TPID di kabupaten maupun kota.

Dia juga mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan IV 2014 sebesar 3,83 persen, mengalami peningkatan ketimbang triwulan sebelumnya yang tercatat 2,76 persen.

Adanya catatan perkembangan ekonomi tersebut, maka pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kaltim sepanjang 2014 tercatat 2,02 persen.

Menurutnya, peningkatan pertumbuhan ekonomi triwulan IV sejalan dengan langkah pengelolaan stabilitas perekonomian oleh pemerintah dan Bank Indonesia, di tengah menurunnya permintaan global dan tren menurunnya harga komoditas internasional.

Terkait dengan pengaruh harga batu bara dan komoditas lain secara internasional yang cenderung menurun, maka BI Kaltim memperkirakan pertumbuhan ekonomi di provinsi itu sepanjang 2015 antara 1,8 persen hingga 2,2 persen, atau tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan pada 2014.

Belum adanya peningkatan signifikan dalam pertumbuhan ekonomi di Kaltim, lantaran perkembangan ekonomi di negara-negar mitra utama perdagangan dari daerah ini hingga kini masih mengalami fase pemulihan perekonomian yang rentan dan tidak merata, terutama negara yang selama ini menjadi tujuan ekspor.(*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015