Bontang (ANTARA Kaltim) - Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bontang, Kalimantan Timur, akan melakukan inspeksi ke sejumlah pangkalan elpiji untuk menelusri penyebab terjadinya kelangkaan elpiji tabung ukuran 3 kilogram di pasaran.

Sekretaris Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Bontang Retno Febriyanti ketika dihubungi di Bontang, Sabtu, mengatakan pihaknya sudah menerima laporan dari masyarakat terkait kelangkaan elpiji bersubsidi tersebut.

"Makanya kami bersama dinas terkait akan melakukan inspeksi ke lapangan untuk memperoleh data dan masukan dari setiap pangkalan penjualan elpiji di Bontang," katanya.

Menurut Retno, pihaknya tidak segan-segan mengeluarkan sanksi bagi distributor atau pangkalan elpiji yang terbukti melakukan pelanggaran dengan menjual elpiji tidak sesuai ketentuan.

Ia menambahkan tindakan distributor dan pengelola pangkalan elpiji yang melakukan transaksi atau penjualan secara ilegal tidak bisa ditoleransi, karena sangat merugikan masyarakat.

"Mereka sudah ditunjuk sebagai distributor resmi untuk memasok tabung elpiji ke pangkalan-pangkalan, sehingga semua harus sesuai aturan," tambahnya.

Retno belum bisa memastikan apakah penyebab kelangkaan elpiji 3 kilogram karena permintaan yang semakin meningkat, karena masih perlu melakukan pendataan di lapangan.

Kelangkaan elpiji 3 kilogram di Kota Bontang telah berlangsung sejak hampir tiga pekan terakhir, sehingga masyarakat di tiga kelurahan di kota setempat kesulitan mendapatkan elpiji karena stok di pangkalan yang terbatas.

Kondisi tersebut membuat harga elpiji 3 kilogram melonjak hingga mencapai Rp25.000 per tabung, dari sebelumnya hanya sekitar Rp17.000 per tabung.

Risal, pemilik pangkalan elpiji di Lhoktuan, Kecamatan Bontang Utara, mengaku tidak bisa berbuat banyak dan harus mengikuti kondisi pasar, karena jatah kiriman dari distributor juga terbatas serta harganya ikut dinaikkan.

"Semua pangkalan di Lhoktuan terpaksa menaikkan harga jual karena harga beli dari agen distributor juga naik, dari sebelumnya Rp15.000 menjadi Rp17.000 per tabung," katanya.

Sebelumnya, lanjut Risal, pangkalan yang dikelolanya mendapatkan jatah elpiji 3 kilogram hingga 200 tabung per hari, tetapi beberapa pekan terakhir hanya memperoleh kuota 25-30 tabung per hari.

Sejumlah warga di Kecamatan Bontang Utara berharap pemerintah dalam hal ini Pertamina segera mengambil langkah untuk mengatasi kelangkaan elpiji 3 kilogram di pasaran, sehingga konsumen tidak dirugikan.

"Sebelumnya harga satu tabung elpiji hanya Rp17.000, tetapi beberapa pekan terakhir naik jadi Rp19.000, bahkan ada yang menjual hingga Rp25.000 per tabung. Alasannya karena stok terbatas," kata Mimit, warga Jalan Tomat, Kecamatan Bontang Utara. (*)

Pewarta: Irwan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015