Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Bank DKI membuka cabang di Balikpapan, Kalimantan Timur, dengan sasaran antara lain penyaluran kredit moadl kerja kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Tahun ini kami menyediakan Rp500 miliar untuk disalurkan ke pelaku UMKM," kata Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono di Balikpapan, Jumat.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ketika meresmikan kantor cabang itu menyatakan bahwa menangani UMKM sudah menjadi bisnis utama Bank DKI.

Di Jakarta, para pedagang kami lima dan pemilik usaha mikro adalah nasabah-nasabah bank ini.

"Daripada mereka taruh uangnya di bawah bantal, mending di simpan di Bank DKI," kata Ahok, panggilan akrab Gubernur DKI asal Pulau Belitung itu.

Budiwiyono melanjutkan, penyaluran kredit modal kerja dan investasi tetap menjadi andalan banknya. Kemudian juga kredit pemilikan rumah, dan kredit multiguna.

"Dengan pertumbuhan yang sangat pesat, Balikpapan memberi peluang yang sangat besar kepada kami," kata Budiwiyono.

Balikpapan kini berpenduduk 800 ribu jiwa dan hidup terutama karena industri energi. Seluruh jasa pertambangan minyak, gas, dan batu bara ada di Balikpapan berikut pemain-pemain besar dalam industri itu seperti Total Indonesie, Chevron Indonesia Company, VICO, dan raksasa migas Indonesia, Pertamina.

Industri migas ini kemudian menarik industri dan jasa lainnya datang dan menyediakan layanan di Balikpapan. Perumahan, jasa perdagangan, perbankan, tumbuh cepat, walaupun dalam saat harga minyak, gas, dan batu bara sedang jatuh sekarang.

"Pertumbuhan sektor riil itu perlu penyediaan modal, perumahan, transportasi, dan berbagai infrastruktur lainnya dimana kami bisa berpartisipasi," lanjut Budiwiyono.

Naik kelas
Gubernur DKI Jakarta menambahkan, pembukaan kantor di Balikpapan merupakan upaya Bank DKI agar naik kelas dari Bank Umum Kategori Usaha (BUKU) II ke BUKU III atau kelompok bank dengan modal antara Rp5-Rp30 triliun.

"Tahun ini Bank DKI akan masuk ke Buku III, yakni dengan setoran sampai Rp11 triliun. Kami targetkan masuk Buku IV dengan setoran hingga Rp30 triliun," ata Ahok.

Strategi lain untuk naik kelas itu, katanya, bisa pula dengan membeli saham bank pembangunan daerah lain. Selain semakin kuat modal, menyatunya bank-bank daerah memberi keuntungan lantaran biaya akan lebih murah lagi.

"Kmi berharap bisa masuk saham-saham bank pembangunan daerah lain. Makin banyak modal, makin murah semuanya. Ketimbang dijual ke asing, kita ini satu-satunya bank yang belum dikuasai asing. Dengan penyatuan aset, penyatuan bank bank daerah di seluruh Indonesia, maka biaya akan jauh lebih murah lagi," kata Ahok. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015