Penajam (ANTARA Kaltim) - Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop UKM) Kabupaten Penajam Paser Utara, meminta Pertamina melakukan survei ulang kebutuhan gas elpiji di daerah itu.

"Pertamina harus melakukan survei ulang kuota gas elpiji sebab selama ini warga di empat kecamatan di Kabupaten Penajam Paser Utara masih sering kesulitan mendapatkan gas elpiji, khususnya ukuran tiga kilogram," ungkap Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop UKM) Kabupaten Penajam Paser Utara, Andi Iskandar Hamala, Selasa.

Kepada seluruh pangkalan dan agen gas elpji di Penajam Paser Utara, Andi Iskandar Hamala meminta agar tidak menjual gas elpiji ukuran tiga kilogram lebih dari dua tabung.

"Agen dan pangkalan gas elpiji harus melayani masyarakat bukan pengecer. Tidak boleh menjual dua tabung kepada siapaun yang membeli. Jika ditemukan ada agen atau pangkalan yang nakal, maka izinnya langsung dicabut," kata Andi Iskandar Hamala.

Terkait lonjakan harga gas elpiji tiga kilogram hingga Rp28 ribu per tabung, Disperindagkop UKM Penajam Paser Utara kata dia, akan melakukan razia dan member sanksi pedagang yang menjual elpiji diatas harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah setempat.

Sementara, salah seorang pemilik pangkalan gas elpiji di Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam, Muhammad Ali menduga, ada agen gas elpiji di daerah itu, yang melakukan penyelewengan pendistribusian gas elpiji tiga kilogram.

"Saya menduga ada penyelewengan distribusi gas elpiji tiga kilogram, karena ada pangkalan yang seharusnya mendapatkan 1.300 tabung, tapi hanya dapat 300 tabung. Jadi, kemana 1.000 tabung lainnya," kata Miuhammad Ali, ditemui usai rapat koordinasi antara pemerintah kabupaten dengan Pertamina serta para agen dan pangkalan elpiji se-Kabupaten Penajam Paser Utara, Selasa.

Selama ini kata Muhammad Ali, ia hanya mendapatkan 650 tabung gas elpiji tiga kilogram dalam sepekan.

Jumlah tersebut lanjut dia, tidak mencukupi kebutuhan masyarakat di Kelurahan Nenang dengan jumlah kepala keluarga (KK) 1.400 orang,

"Saya saja hanya dapat 650 tabung gas elpiji tiga kilogram per pekan, padahal berdasarkan catatan seharusnya pangkalan saya mendapatkan 1.400 tabung," ujar Muhammad Ali.

Selain mencurigai adanya penyelewengan distribusi yang dilakukan agen, Muhammad Ali juga menduga, hasil survei Pertamina terkait jumlah penduduk dengan kebutuhan gas elpiji juga tidak sama karena untuk pasokan di setiap pangkalan per bulan, tidak sesuai dengan kuota sehingga terjadi kelangkaan gas elpiji ukuran tiga kilogram.

"Kami minta pemerintah bersikap tegas terhadap Pertamina yang sering memberikan kuota tidak sesuai dengan jumlah kuota yang secara tidak langsung menimbulkan kelangkaan tabung gas elpiji," ungkap Muhammad Ali.    (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015