Samarinda (ANTARA Kaltim) - Hujan disertai badai, kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Temindung Sutrisno, masih sangat berpotensi terjadi di Kota Samarinda dan sekitarnya.

"Itu bisa terjadi jika terdeteksi awan `kumulonimbus` (Cb), sebuah awan vertikal menjulang yang sangat tinggi, padat dan terlibat dalam badai petir dan cuaca dingin lainnya yang biasanya didahului hembusan angin yang merupakan `downdraft` atau tiupan ke bawah," ungkap Sutrisno, Selasa.

Pada Senin malam (1/12), Kota Samarinda dan sekitarnya sempat diguyur hujan yang cukup lebat menyebabkan sejumlah ruas jalan di daerah itu tergenang.

Bahkan, guyuran hujan disertai angin kencang tersebut membuat sejumlah pohon tumbang.

Hingga selasa pagi, genangan air masih terlihat di Jalan Pangeran Antasari dengan ketinggian mencapai 40 hingga 60 senti meter.

"Pada Senin, curah hujan masih tergolong biasa-biasa saja yakni hanya berkisar 7,2 mili meter sementara tadi pagi (Selasa) sekitar pukul 08. 00 Wita, curah hujan mencapai 38, 8 mili meter. Sementara, tiupan angin hanya berkisar 5 knot dan kondisi ini masih tergolong sedang," kata Sutrisno.

Kota Samarinda dan sekitarnya lanjut Sutrisno masih berpotensi diguyur hujan mulai sedang hingga tinggi begitupula kemungkinan disertai badai.

"Tiga hari ke depan, potensi terjadinya hujan di Kota Samarinda dan sekitarnya masih cukup tinggi, khususnya pada sore hingga malam hari. Namun, di awal musim penghujan seperti saat ini, periodenya masih singkat," katanya.

"Namun, kami tetap menghimbau warga khususnya yang bermukim di kawasan yang selama ini rawan tergenang agar tetap mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir," ungkap Sutrisno.    (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014