Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kalimantan Timur Musyahrim mengatakan peringatan Hari Guru dan HUT ke-69 PGRI hendaknya dijadikan momentum untuk melakukan revolusi mental atau perubahan mendasar terhadap mental dan moral anak bangsa.
"Kondisi mental dan moral anak bangsa saat ini sudah sangat memprihatinkan bahkan sudah hampir tidak menunjukkan prilaku bangsa yang berbudaya serta memiliki etika," katanya di Samarinda, Senin.
Peringatan Hari Guru dan HUT ke-69 PGRI tahun 2014 mengambil tema Penguatan Impelmentasi Kurikulum 2013 melalui Penegakan Kode Etik Guru untuk Mendukung Revolusi Mental Bangsa.
"Tema peringatan tahun ini sangat sesuai untuk mengingatkan kita semua betapa kondisi anak didik, pelajar dan mahasiswa bahkan masyarakat dalam menyampaikan aspirasi melakukan tindakan anarkis, main lempar kursi dan meja. Ini tidak beretika," kata Musyahrim.
Tema diambil pada peringatan Hari Guru dan HUT PGRI ini kata dia, untuk menyadarkan semua pihak betapa peran guru sangat penting dan strategis dalam embentuk karakter dan prilaku anak-anak didik sejak usia dini.
Ia mengatakan pemerintah menginginkan peranan para pendidik (guru) lebih dioptimalkan terutama terkait penyadaran terhadap prilaku yang berbudi luhur. Mengingat Idonesia ini dikenal sebagai bangsa yang santun dan beretika serta berbudaya.
Musyahrim mengatakan, kondisi prilaku dan mental anak bangsa saat ini telah menghapuskan anggapan bangsa lain bahwa Indonesia sebagai bangsa yang berbudi pekerti dan santun tetapi sebaliknya bangsa yang menyukai tindak kekerasan dan mudah melakukan tindakan anarkis.
Karena itu, katanya, peranan dan kepedulian para tenaga pendidik diperlukan bahkan ditingkatkan untuk menyadarkan kembali anak-anak didik sejak dini melalui pendidikan karakter yang termuat didalam di Kurikulum 2013.
"Revolusi mental ini sebagai upaya para guru untuk membentuk kembali karakter dan prilaku anak agar menghargai etika dan kesantunan dalam masyarakat mapun menyampaikan pendapat tidak memaksakan kehendak atau berbuat anarkis," ujar Musyahrim.
Dia mengatakan melalui revolusi mental sejak dini didukung dengan pengembangan pola pendidikan yang mengedepankan pendidikan karakter (prilaku dan etika) maka akan terbentuk generasi yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
"Kondisi mental dan moral anak bangsa saat ini sudah sangat memprihatinkan bahkan sudah hampir tidak menunjukkan prilaku bangsa yang berbudaya serta memiliki etika," katanya di Samarinda, Senin.
Peringatan Hari Guru dan HUT ke-69 PGRI tahun 2014 mengambil tema Penguatan Impelmentasi Kurikulum 2013 melalui Penegakan Kode Etik Guru untuk Mendukung Revolusi Mental Bangsa.
"Tema peringatan tahun ini sangat sesuai untuk mengingatkan kita semua betapa kondisi anak didik, pelajar dan mahasiswa bahkan masyarakat dalam menyampaikan aspirasi melakukan tindakan anarkis, main lempar kursi dan meja. Ini tidak beretika," kata Musyahrim.
Tema diambil pada peringatan Hari Guru dan HUT PGRI ini kata dia, untuk menyadarkan semua pihak betapa peran guru sangat penting dan strategis dalam embentuk karakter dan prilaku anak-anak didik sejak usia dini.
Ia mengatakan pemerintah menginginkan peranan para pendidik (guru) lebih dioptimalkan terutama terkait penyadaran terhadap prilaku yang berbudi luhur. Mengingat Idonesia ini dikenal sebagai bangsa yang santun dan beretika serta berbudaya.
Musyahrim mengatakan, kondisi prilaku dan mental anak bangsa saat ini telah menghapuskan anggapan bangsa lain bahwa Indonesia sebagai bangsa yang berbudi pekerti dan santun tetapi sebaliknya bangsa yang menyukai tindak kekerasan dan mudah melakukan tindakan anarkis.
Karena itu, katanya, peranan dan kepedulian para tenaga pendidik diperlukan bahkan ditingkatkan untuk menyadarkan kembali anak-anak didik sejak dini melalui pendidikan karakter yang termuat didalam di Kurikulum 2013.
"Revolusi mental ini sebagai upaya para guru untuk membentuk kembali karakter dan prilaku anak agar menghargai etika dan kesantunan dalam masyarakat mapun menyampaikan pendapat tidak memaksakan kehendak atau berbuat anarkis," ujar Musyahrim.
Dia mengatakan melalui revolusi mental sejak dini didukung dengan pengembangan pola pendidikan yang mengedepankan pendidikan karakter (prilaku dan etika) maka akan terbentuk generasi yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. (*)
Editor : Amirullah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014