Tim panelis debat kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menyayangkan jawaban dari masing-masing pasangan calon (paslon) yang tidak konkret.

"Sebenarnya agak kecewa sih dari panelis. Dari beberapa pertanyaan yang kami tulis tidak terambil semua, asumsi kami itu dibaca semua dan dijadikan perdebatan antar paslon," ucap Wakil Ketua Tim panelis Debat Kedua  Pilkada Kutim Purwadi, saat ditemui usai debat, Selasa (19/11).

Debat dengan mengangkat tema optimalisasi sumber daya non tambang menuju Kutai Timur yang makmur dan merata. Tim panelis sudah berusaha memberikan pertanyaan sebaik mungkin pada setiap sub tema.

Wakil Ketua tim panelis sekaligus Dosen Universitas Mulawarman Samarinda itu menyayangkan jawaban kedua kandidat Paslon Bupati dan Wakil Bupati Kutim yang kurang dalam menjawab setiap sub tema yang dipilih.

"Temanya keren  non tambang. Dari sub tema itu kedepannya ekonomi apa yang mau dihidupkan. Kami mau tadi muncul visi kedua kandidat yang konkret dari tema yang diangkat," tegasnya. 

Purwadi menuturkan hingga saat ini Kutai Timur masih sangat bergantung pada pertambangan. Ia melihat pendapatan asli daerah (PAD) Kutim tidak bisa terdongkrak kalau tidak ada pertambangan.

Menurutnya, anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kutim  sebesar Rp14,8 triliun, sangat tidak sesuai dengan PAD yang hanya Rp200 miliar.

"Kutim dapat rezeki nomplok dari PT Kaltim Prima Coal sebesar lima persen yang menjadikan PAD Kutim Rp700 miliar. Itu masih kecil dibanding APBD-nya," tuturnya.

Ia  menjelaskan sektor pertambangan tidak bertahan, Kutim harus segera mencari solusi yang sejalan dengan program nasional transformasi ekonomi. 

"Maksud temanya, mau dikasih apa anak cucu Kutim di 2045. Tapi jawaban kedua kandidat belum ada yang konkret ," ucapnya. 

Sementara itu, Anggota panelis lainnya Randi Muhammad Gumilang menambahkan para calon pemimpin Kutim saat ini tidak punya pemahaman yang memadai arah kebijakan dan pengembangan ekonomi non tambang. 

Ia mengatakan  tim panelis bukan menyudutkan kedua kandidat atas pertanyaan yang diberikan terkait situasi yang ada di Kutim.

"Kami lebih mengeksplor bagaimana mereka paham realita yang ada di Kutai Timur,bisa dilihat sendiri jawaban kedua kandidat," ucapnya.

Randi juga menyayangkan kedua kandidat debat Pilkada Kutim yang menggampangkan kegiatan pasca tambang dalam debat tersebut.

"Sebenarnya para paslon ini mengambil gampangnya saja pasca tambang. Bagi saya ini indikasi bahwa kandidat belum punya wacana untuk lepas dari ekonomi non tambang," ujar  Randi.

Pewarta: Muhammad Hafif Nikolas

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024