Loa Kulu (ANTARA Kaltim) - Wakil Gubernur Kaltim HM Mukmin Faisyal HP mengungkapkan, Pemprov Kaltim terus mendorong percepatan penerapan pertanian modern berbasis mekanisasi. Hal itu dilakukan guna menjawab tantangan persaingan pertanian kedepan, yang tidak hanya datang dari daerah lain di Indonesia, melainkan dari negara tetangga ASEAN, khususnya menyongsong diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
Menurut dia, tekad dan program Gubernur Awang Faroek Ishak untuk pembangunan sektor pertanian dalam arti luas hingga 2018 adalah mencapai swasembada pangan dengan penerapan pertanian modern berbasis mekanisasi.
“Untuk itulah kita perlu turun ke lapangan guna melihat langsung apa saja kebutuhan yang perlu diberikan kepada petani. Jadi itulah yang perlu mendapatkan perhatian. Jangan kita teriak-teriak pertanian modern, tapi tidak membantu peralatannya. Ini yang harus disikapi dengan baik oleh instansi terkait provinsi dan kabupaten/kota,†kata Mukmin di hadapan para petani pada Gerakan Tanam Perdana Padi Musim Tanam Rendengan 2014/2015 di UPTD Balai Benih Induk Padi dan Palawija di Desa Rempanga, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Senin (20/10).
Dia mengatakan, penanaman padi perdana di Desa Rempanga diharapkan dapat menghasilkan padi yang baik dengan produksi melimpah, yang pada gilirannya nanti memberikan kesejahteraan kepada masyarakat petani khususnya di wilayah Loa Kulu dan sekitarnya.
“Keberhasilan penanaman padi di Loa Kulu juga semakin memantapkan daerah ini sebagai salah satu daerah potensial penghasil padi di wilayah Kutai Kartanegara. Karena itu, pada musim kemarau ini yang cukup menyulitkan sebagian petani di Kaltim, diharapkan seluruh masyarakat khususnya petani dapat berdoa agar hujan segera datang dan kemarau tidak berlanjut, sehingga pertanian tidak terganggu,†pesannya.
Mukmin mengatakan pembangunan pertanian dalam arti luas merupakan salah satu prioritas pembangunan Kaltim selain peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur. Karena, Kaltim memiliki potensi yang cukup besar khususnya pada lahan pertanian yang dapat dimaksimalkan untuk pengembangan tanaman pangan dan hortikultura.
“Tingkat pemenuhan konsumsi beras di Kaltim saat ini mencapai 95,48 persen dan jagung sebesar 71,53 persen. Jika Loa Kulu dan Kukar nantinya mampu berswasembda beras, maka dengan jutaan hektare lahan potensial di Kaltim yang bisa dimanfaatkan secara maksimal maka bukan mustahil Kaltim secara umum akan mampu berswasembada beras. Sehingga Kaltim tidak lagi tergantung dengan daerah lain di Indonesia,†yakin Mukmin.
Sasaran swasembada kedepan ditargetkan pada produksi palawija, jagung, kacang-kacangan, hasil usaha peternakan sapi, kerbau, kambing, ayam, itik dan lainnya, serta hasil perikanan. Untuk itu, Mukmin meminta kepada kabupaten/kota agar dapat terus memacu dan membenahi sektor pertanian dalam arti luas.
“Karena itu kita harus terus melakukan pembenahan, khususnya dalam pengelolaan lahan potensial untuk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan agar Kaltim tidak terus menerus mengalami ketergantungan terhadap daerah lain,†ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Dispertan) Kaltim H Ibrahim mengatakan seiring dengan percepatan penerapan pertanian modern berbasis mekanisasi pada 50 kecamatan strategis yang menjadi sentra produksi pertanian di wilayah Kaltim, pihaknya juga mengembangkan pertanian dengan metode KUAT (Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu).
“Kita akan terus menyalurkan peralatan pertanian modern yang dibutuhkan petani. Disamping itu, para petani juga perlu menerapkan sistem KUAT yang akan membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka,†katanya.
Turut hadir pada kesempatan itu, Wakil Bupati Kutai Kartanegara HM Gufron Yusuf, Anggota DPRD Kaltim Sarkowi V Zahry, mantan Kepala Dispertan Kaltim Aji Sofyan Alex dan Ketua DRPD Kutai Kartanegara Salehuddin. (Humas Prov Kaltim/her)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
Menurut dia, tekad dan program Gubernur Awang Faroek Ishak untuk pembangunan sektor pertanian dalam arti luas hingga 2018 adalah mencapai swasembada pangan dengan penerapan pertanian modern berbasis mekanisasi.
“Untuk itulah kita perlu turun ke lapangan guna melihat langsung apa saja kebutuhan yang perlu diberikan kepada petani. Jadi itulah yang perlu mendapatkan perhatian. Jangan kita teriak-teriak pertanian modern, tapi tidak membantu peralatannya. Ini yang harus disikapi dengan baik oleh instansi terkait provinsi dan kabupaten/kota,†kata Mukmin di hadapan para petani pada Gerakan Tanam Perdana Padi Musim Tanam Rendengan 2014/2015 di UPTD Balai Benih Induk Padi dan Palawija di Desa Rempanga, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Senin (20/10).
Dia mengatakan, penanaman padi perdana di Desa Rempanga diharapkan dapat menghasilkan padi yang baik dengan produksi melimpah, yang pada gilirannya nanti memberikan kesejahteraan kepada masyarakat petani khususnya di wilayah Loa Kulu dan sekitarnya.
“Keberhasilan penanaman padi di Loa Kulu juga semakin memantapkan daerah ini sebagai salah satu daerah potensial penghasil padi di wilayah Kutai Kartanegara. Karena itu, pada musim kemarau ini yang cukup menyulitkan sebagian petani di Kaltim, diharapkan seluruh masyarakat khususnya petani dapat berdoa agar hujan segera datang dan kemarau tidak berlanjut, sehingga pertanian tidak terganggu,†pesannya.
Mukmin mengatakan pembangunan pertanian dalam arti luas merupakan salah satu prioritas pembangunan Kaltim selain peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur. Karena, Kaltim memiliki potensi yang cukup besar khususnya pada lahan pertanian yang dapat dimaksimalkan untuk pengembangan tanaman pangan dan hortikultura.
“Tingkat pemenuhan konsumsi beras di Kaltim saat ini mencapai 95,48 persen dan jagung sebesar 71,53 persen. Jika Loa Kulu dan Kukar nantinya mampu berswasembda beras, maka dengan jutaan hektare lahan potensial di Kaltim yang bisa dimanfaatkan secara maksimal maka bukan mustahil Kaltim secara umum akan mampu berswasembada beras. Sehingga Kaltim tidak lagi tergantung dengan daerah lain di Indonesia,†yakin Mukmin.
Sasaran swasembada kedepan ditargetkan pada produksi palawija, jagung, kacang-kacangan, hasil usaha peternakan sapi, kerbau, kambing, ayam, itik dan lainnya, serta hasil perikanan. Untuk itu, Mukmin meminta kepada kabupaten/kota agar dapat terus memacu dan membenahi sektor pertanian dalam arti luas.
“Karena itu kita harus terus melakukan pembenahan, khususnya dalam pengelolaan lahan potensial untuk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan agar Kaltim tidak terus menerus mengalami ketergantungan terhadap daerah lain,†ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Dispertan) Kaltim H Ibrahim mengatakan seiring dengan percepatan penerapan pertanian modern berbasis mekanisasi pada 50 kecamatan strategis yang menjadi sentra produksi pertanian di wilayah Kaltim, pihaknya juga mengembangkan pertanian dengan metode KUAT (Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu).
“Kita akan terus menyalurkan peralatan pertanian modern yang dibutuhkan petani. Disamping itu, para petani juga perlu menerapkan sistem KUAT yang akan membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka,†katanya.
Turut hadir pada kesempatan itu, Wakil Bupati Kutai Kartanegara HM Gufron Yusuf, Anggota DPRD Kaltim Sarkowi V Zahry, mantan Kepala Dispertan Kaltim Aji Sofyan Alex dan Ketua DRPD Kutai Kartanegara Salehuddin. (Humas Prov Kaltim/her)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014