Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar bimbingan teknis bagi guru Sekolah Luar Biasa (SLB) dan Sekolah Khusus (SKh) untuk meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan siswa tunagrahita.
Plt Kepala Disdikbud Provinsi Kaltim Irhamsyah di Samarinda, Minggu, mengatakan agar para guru dapat memahami materi dengan maksimal untuk diterapkan di sekolah mereka.
"Kami ada tindak lanjut agar semua peserta dapat mengikuti kegiatan ini dengan sebaik-baiknya sehingga ilmu dan keterampilan yang diperoleh melalui kegiatan ini dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran di masing-masing satuan pendidikan luar biasa," ujar Irhamsyah.
Dijelaskan dia, anak berkebutuhan khusus (ABK) yang mengalami hambatan kecerdasan, atau yang dikenal sebagai peserta didik tunagrahita, adalah individu yang memiliki hambatan intelektual signifikan disertai dengan hambatan dalam penguasaan keterampilan perilaku adaptif. Hambatan ini terjadi selama masa perkembangan mereka.
Sebagai upaya mengatasi hambatan perilaku adaptif bagi peserta didik tunagrahita, Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus Disdikbud Kaltim menyelenggarakan bimbingan teknis pengembangan diri bagi para guru SLB.
Kegiatan ini diikuti oleh 60 guru SLB/SKh dari seluruh Provinsi Kaltim berlangsung empat hari dari 29 Agustus hingga 1 September 2024 di Balikpapan.
Irhamsyah menekankan pentingnya bimtek ini dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi siswa tunagrahita.
"Kami minta ilmu dan keterampilan yang diperoleh melalui bimtek ini dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran di masing-masing satuan pendidikan," tuturnya.
Diteruskan ketua penyelenggara, Syapi'i bahwa peserta menerima materi dari beberapa narasumber, termasuk Sukinah dan Diajeng Tyas Pinru Pyntazha dari Universitas Negeri Yogyakarta, serta Lilik Farida dari Ikatan Guru Pendidikan Khusus Indonesia (IGPKhl) Kalimantan Timur. Termasuk narasumber dari Disdikbud Kaltim juga turut memberikan materi.
"Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bekal kepada para guru dalam mengembangkan kemampuan peserta didik tunagrahita agar dapat mencapai kemandirian," ungkap Syapi'i.
Dengan bimbingan ini, imbuh dia, diharapkan para guru dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam proses pembelajaran di sekolah masing-masing.
Dia mengharapkan para guru SLB/SKh dapat lebih memahami dan mengatasi hambatan yang dihadapi oleh peserta didik tunagrahita. Hal ini penting untuk membantu mereka mencapai kemandirian dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Kegiatan yang berlangsung selama empat hari ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pendidikan khusus di Kalimantan Timur.
"Para peserta diharapkan dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh dalam kegiatan ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah mereka masing-masing," ucap Syapi'i.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024