Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Timur Fahmi Himawan memberikan panduan yang sehat dan higienis terkait pengemasan dan penanganan daging kurban di momen perayaan Idul Adha.
"Kiat ini bertujuan untuk memastikan daging yang didistribusikan kepada masyarakat adalah sehat dan terhindar dari kontaminasi," katanya di Samarinda, Senin.
Fahmi menekankan pentingnya lokasi pengemasan yang bersih. Petugas yang melakukan pengemasan daging kurban mesti selalu menjaga kebersihan, baik diri maupun lingkungan. Begitu pun lantai harus dialasi dengan plastik atau terpal yang mudah dibersihkan untuk menghindari kontak langsung daging dengan tanah.
Selain itu, daging dan jeroan harus ditangani secara terpisah. Tempat dan timbangan daging harus menggunakan wadah yang dapat dicuci untuk menghindari penumpukan bakteri. Kemasan daging harus menggunakan plastik bening, seperti plastik gula, bukan kresek hitam yang sulit dilihat isinya.
"Daging kurban yang disimpan tanpa pendingin tidak boleh lebih dari empat jam dan harus segera dibagikan kepada penerima. Ini untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang dapat merusak kualitas daging," papar Fahmi
Ia juga mengingatkan, sarana pencacahan daging harus memenuhi standar kebersihan. Petugas kurban harus selalu menjaga kebersihan diri dan tempat. Lantai harus menggunakan alas yang mudah dibersihkan, seperti terpal plastik.
Begitu pun tempat pemotongan daging sebaiknya menggunakan meja, bukan balok kayu, untuk memudahkan pembersihan.
Hal yang jua penting diperhatikan, yakni setelah hewan kurban disembelih, harus digantung dan dibiarkan darahnya mengalir tuntas. "Darah sisa pemotongan harus dibersihkan dengan baik. Daging dan jeroan harus dipisahkan, baik dalam penanganan maupun petugas kurban," ujar Fahmi.
Pemotongan hewan kurban harus dilakukan di atas permukaan yang mudah dibersihkan, seperti plester semen, keramik, atau paving blok. Harus ada lubang untuk menampung darah dan balok penyangga leher. Kain penutup atau pelindung harus ada di area pemotongan untuk menjaga kebersihan.
Fahmi menegaskan, penanganan hewan kurban yang tidak baik, seperti kondisi stres saat pemotongan, dapat berakibat pada kualitas daging yang buruk dan rasa yang kurang nikmat.
"Oleh karena itu, penanganan yang baik dan higienis sangat penting untuk menjaga kualitas daging kurban," tutur Fahmi.
Ia menambahkan bahwa penanganan dan pengemasan daging kurban secara higienis merupakan bentuk tanggung jawab bersama dalam menjaga kesehatan dan kebahagiaan masyarakat di momen Lebaran Haji.
"Kiat ini bertujuan untuk memastikan daging yang didistribusikan kepada masyarakat adalah sehat dan terhindar dari kontaminasi," katanya di Samarinda, Senin.
Fahmi menekankan pentingnya lokasi pengemasan yang bersih. Petugas yang melakukan pengemasan daging kurban mesti selalu menjaga kebersihan, baik diri maupun lingkungan. Begitu pun lantai harus dialasi dengan plastik atau terpal yang mudah dibersihkan untuk menghindari kontak langsung daging dengan tanah.
Selain itu, daging dan jeroan harus ditangani secara terpisah. Tempat dan timbangan daging harus menggunakan wadah yang dapat dicuci untuk menghindari penumpukan bakteri. Kemasan daging harus menggunakan plastik bening, seperti plastik gula, bukan kresek hitam yang sulit dilihat isinya.
"Daging kurban yang disimpan tanpa pendingin tidak boleh lebih dari empat jam dan harus segera dibagikan kepada penerima. Ini untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang dapat merusak kualitas daging," papar Fahmi
Ia juga mengingatkan, sarana pencacahan daging harus memenuhi standar kebersihan. Petugas kurban harus selalu menjaga kebersihan diri dan tempat. Lantai harus menggunakan alas yang mudah dibersihkan, seperti terpal plastik.
Begitu pun tempat pemotongan daging sebaiknya menggunakan meja, bukan balok kayu, untuk memudahkan pembersihan.
Hal yang jua penting diperhatikan, yakni setelah hewan kurban disembelih, harus digantung dan dibiarkan darahnya mengalir tuntas. "Darah sisa pemotongan harus dibersihkan dengan baik. Daging dan jeroan harus dipisahkan, baik dalam penanganan maupun petugas kurban," ujar Fahmi.
Pemotongan hewan kurban harus dilakukan di atas permukaan yang mudah dibersihkan, seperti plester semen, keramik, atau paving blok. Harus ada lubang untuk menampung darah dan balok penyangga leher. Kain penutup atau pelindung harus ada di area pemotongan untuk menjaga kebersihan.
Fahmi menegaskan, penanganan hewan kurban yang tidak baik, seperti kondisi stres saat pemotongan, dapat berakibat pada kualitas daging yang buruk dan rasa yang kurang nikmat.
"Oleh karena itu, penanganan yang baik dan higienis sangat penting untuk menjaga kualitas daging kurban," tutur Fahmi.
Ia menambahkan bahwa penanganan dan pengemasan daging kurban secara higienis merupakan bentuk tanggung jawab bersama dalam menjaga kesehatan dan kebahagiaan masyarakat di momen Lebaran Haji.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024