Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni P Joewono mengatakan, dibutuhkan extra effort (upaya lebih) mengawal inflasi pangan karena tingginya tantangan, seperti menjelang hari besar keagamaan dan beberapa daerah produsen mengalami curah hujan tinggi
 
"Khusus di Kalimantan, sejalan dengan potensi peningkatan permintaan sebagai dampak masifnya pembangunan proyek strategis nasional, termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN), maka perlu extra effort," kata Doni saat dialog secara virtual dalam rangka Gerakan Nasional Penguatan Inflasi Pangan (GNPIP) di Samarinda, Rabu. 
 
Sedangkan upaya lebih untuk menahan laju inflasi tersebut antara lain melakukan penguatan pasokan dan efisiensi rantai pasok, untuk memastikan stabilitas harga dan ketahanan pangan. 
 
Hal lainnya adalah sinergi erat Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP-TPID) melalui GNPIP di berbagai daerah, termasuk GNPIP Wilayah Kalimantan yang hari ini diluncurkan di Samarinda. 
 
Program GNPIP 2024 ini diperkuat dengan mengusung tujuh program dan 12 sub-program dengan berbagai komoditas yaitu beras, aneka cabai, bawang merah, dan komoditas lain yang sesuai dengan karakteristik di masing-masing wilayah.
 
"Beberapa tantangan perlu diantisipasi seperti kondisi curah hujan yang tinggi, fluktuasi produksi antarwaktu dan antardaerah, hingga pemenuhan komoditas pangan impor," katanya. 
 
Sedangkan menghadapi tantangan pengendalian inflasi pada 2024 antara lain produksi pangan domestik yang terbatas, harga pangan global yang meningkat, sinergi dan akselerasi penguatan pasokan, termasuk efisiensi rantai pasok perlu terus dilanjutkan. 
 
GNPIP Wilayah Kalimantan 2024 dengan tujuh program ini mengusung tema "Sinergi dan Inovasi untuk Mendorong Penguatan Pasokan dan Efisiensi Rantai Pasok Untuk Mendukung Stabilisasi Harga dan Ketahanan Pangan Kalimantan". 
 
Tujuh program unggulan tersebut meliputi penguatan ketahanan komoditas pangan strategis, penguatan kapasitas budidaya pangan mandiri, optimalisasi Kerjasama Antar Daerah (KAD). 
 
Kemudian dukungan fasilitasi distribusi pangan, penguatan digitalisasi dan data pangan, dukungan optimalisasi operasi pasar/ pasar murah/ stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP), serta penguatan koordinasi dan komunikasi," katanya. 
 
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan launching dan penandatanganan program unggulan GNPIP wilayah Kalimantan pada 2024, yaitu (i) penandatanganan komitmen bersama Pemerintah Provinsi se Kalimantan, Optimalisasi Sinergi Penguatan Rantai Pasok, (ii) perluasan Toko Penyeimbang inflasi di seluruh kota IHK Kalimantan Timur,
 
Kemudian (iii) Launching Ulama Peduli Inflasi sebagai upaya pengendalian ekspektasi masyarakat di momen Ramadhan dan Idul Fitri, (iv) perluasan Kerjasama Antar Daerah guna memastikan pasokan; (v) pemberian Bantuan Alsintan dan Digital Farming kepada kelompok tani se Kalimantan guna meningkatkan produksi; dan (vi) pembiayaan sektor ketahanan pangan senilai Rp2,9 miliar untuk 16 Debitur. 
 
Kegiatan GNPIP Wilayah Kalimantan 2024 dihadiri oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni P Joewono; Pj Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik; Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Perekonomian Ferry Irawan; Direktur Ketersediaan Pangan Badan Pangan Nasional Indra Wijayanto.
 
Sekda Kalimantan Selatan Roy Rizali Anwar; Jajaran Forkopimda Kalimantan Timur, Perwakilan Kementerian Pertanian Endro Gunawan; Perwakilan Kementerian Dalam Negeri Triado Maharso; Pemerintah Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah. 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024