Tana Paser (ANTARA Kaltim) - Anggota Ikatan Dokter (IDI) Kabupaten Paser, dr. Zainal Arifin Sp OG, mengatakan, angka kematian ibu (AKI) hamil maupun melahirkan di daerah itu tergolong tinggi.
"Sepanjang Januari hingga Mei 2014, sudah ada 9 kasus ibu hamil atau melahirkan meninggal dunia," ungkap Zainal, Selasa.
Kasus meninggalnya ibu hamil maupun melahirkan kata Zainal, diakibatkan oleh faktor medis dan non medis.
Karena itu, dia menyarankan agar ibu hamil untuk memeriksa kondisi kehamilannya secara rutin.
Di samping itu lanjut Zainal, seorang ibu hamil harus memahami istilah 4T maupun 3T ketika hendak memiliki anak.
"Setiap ibu hamil harus memahami 4T yakni singkatan dari, jangan terlalu tua melahirkan, terlalu muda melahirkan, terlalu sering melahirkan dan terlalu banyak anak," kata Zainal.
Sedangkan 3T yang dimaksud Zainal adalah, jangan Terlambat mengenali gejala sebelum terjadi gawat darurat, jangan Terlambat datang ke tempat pelayanan kesehatan agar cepat ditangani serta jangan Terlambat penanganan gawat darurat.
Faktor medis yang menyebabkan kematian ibu, katanya antara lain, terjadinya komplikasi atau eklampsia, perdarahan, infeksi, partus macet, abortus dan lainnya seperti SDM (sumber daya manusia).
"Seorang ibu hamil harus memeriksa sampai empat kali. Semakin terkontrol akan lebih cepat tertangani," ujar Zainal.
Untuk mengatasi faktor penyebab medis itu tambah Zainal, diharapkan ibu hamil melakukan penguatan penggunaan rujukan dari Puskesmas ke rumah sakit.
"Kemampuan tim medis yang memahami persoalan persalinan dengan baik juga dapat mengatasi faktor penyebab medis yang mengakibatkan meninggalnya ibu hamil," ungkap Zainal.
Semua penyebab medis menurut dia, pada dasarnya diawali dari kesalahan non medis seperti umur yang terlalu tua, paritas lebih dari 3, riwayat pemeriksaan antenatal yang tidak teratur, riwayat KB dan penolong pertama ibu bukan tenaga kesehatan.
"Empat dari 5 kasus perdarahan terjadi pada ibu bersalin dengan paritas lebih dari 3, umur lebih dari 30 tahun, dengan penolong orangtua dan dukun bersalin. Akibat kesalahan non medis ini mengakibatkan ibu melahirkan mengalami syok hipovolemik dan tak jarang menyebabkan kematian," kata Zainal. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
"Sepanjang Januari hingga Mei 2014, sudah ada 9 kasus ibu hamil atau melahirkan meninggal dunia," ungkap Zainal, Selasa.
Kasus meninggalnya ibu hamil maupun melahirkan kata Zainal, diakibatkan oleh faktor medis dan non medis.
Karena itu, dia menyarankan agar ibu hamil untuk memeriksa kondisi kehamilannya secara rutin.
Di samping itu lanjut Zainal, seorang ibu hamil harus memahami istilah 4T maupun 3T ketika hendak memiliki anak.
"Setiap ibu hamil harus memahami 4T yakni singkatan dari, jangan terlalu tua melahirkan, terlalu muda melahirkan, terlalu sering melahirkan dan terlalu banyak anak," kata Zainal.
Sedangkan 3T yang dimaksud Zainal adalah, jangan Terlambat mengenali gejala sebelum terjadi gawat darurat, jangan Terlambat datang ke tempat pelayanan kesehatan agar cepat ditangani serta jangan Terlambat penanganan gawat darurat.
Faktor medis yang menyebabkan kematian ibu, katanya antara lain, terjadinya komplikasi atau eklampsia, perdarahan, infeksi, partus macet, abortus dan lainnya seperti SDM (sumber daya manusia).
"Seorang ibu hamil harus memeriksa sampai empat kali. Semakin terkontrol akan lebih cepat tertangani," ujar Zainal.
Untuk mengatasi faktor penyebab medis itu tambah Zainal, diharapkan ibu hamil melakukan penguatan penggunaan rujukan dari Puskesmas ke rumah sakit.
"Kemampuan tim medis yang memahami persoalan persalinan dengan baik juga dapat mengatasi faktor penyebab medis yang mengakibatkan meninggalnya ibu hamil," ungkap Zainal.
Semua penyebab medis menurut dia, pada dasarnya diawali dari kesalahan non medis seperti umur yang terlalu tua, paritas lebih dari 3, riwayat pemeriksaan antenatal yang tidak teratur, riwayat KB dan penolong pertama ibu bukan tenaga kesehatan.
"Empat dari 5 kasus perdarahan terjadi pada ibu bersalin dengan paritas lebih dari 3, umur lebih dari 30 tahun, dengan penolong orangtua dan dukun bersalin. Akibat kesalahan non medis ini mengakibatkan ibu melahirkan mengalami syok hipovolemik dan tak jarang menyebabkan kematian," kata Zainal. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014