Sebagian besar pemilih di panti jompo dengan nama Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), memiliki kecerdasan dalam menyalurkan hak pilih mereka, terbukti saat mereka saat mencoblos berjalan lancar.
"Mereka ternyata sudah cerdas mencoblos. Sebelumnya mereka telah mengikuti sosialisasi dan simulasi oleh KPU Samarinda, dan mereka sudah praktik sebelum hari pencoblosan makanya sekarang lancar," kata Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 901 Panti Jompo Samarinda, Abdullah di Samarinda, Rabu.
Ia mengatakan awalnya mereka memang banyak yang lupa tentang proses pencoblosan karena ada lima surat suara yang harus dipilih sesuai hati nurani untuk kemudian dicoblos.
"Maklum mereka sudah usia uzur dengan rata-rata di atas 65 tahun, sehingga lupa dengan proses pemilu lima tahun sebelumnya," ujarnya.
Bahkan, sebelum pencoblosan hari ini, kata dia, sejumlah kakek dan nenek tersebut terkadang mengajak diskusi tentang visi dan misi calon presiden dan calon wakil presiden untuk menguji analisa mereka masing-masing sekaligus untuk memantapkan pilihan mereka terhadap calon.
"Penghuni panti jompo ini pun banyak yang melek medsos. Mereka sering memantau perkembangan pemilu lewat internet, salah satunya medsos. Salah seorang di antaranya yang aktif ini adalah Bapak Sujud ini, meski usia beliau sudah 75 tahun," katanya sambil menunjuk Sujud Bambang Palupi yang kebetulan duduk di depan sasana panti jompo tersebut.
Sujud Bambang Palupi (75 tahun) merupakan salah seorang dari 100 lebih penghuni Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda. Kakek yang sebatang kara di Samarinda ini menghuni panti tersebut sejak dua tahun lalu.
Sementara Chairuddin, Pengasuh Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda yang sekaligus anggota KPPS setempat mengatakan, jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di TPS 901, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinang ini sebanyak 105 orang.
"Dari 106 DPT ini, beberapa pekan lalu ada satu orang meninggal sehingga ada 105 pemilih, kemudian ditambah empat orang anggota KPPS sehingga total ada 109 pemilih," katanya.
Ia mengatakan bahwa penghuni Panti Jompo Samarinda ini tidak semuanya memiliki KTP Samarinda, namun banyak juga dari kabupaten/kota lain di Kalimantan Timur, sehingga tidak semuanya menerima surat suara yang sama karena tidak sesuai dengan daerah pemilihan (dapil).
"Untuk yang memiliki hak suara memilih caleg DPRD Samarinda dapil Sungai Pinang ini ada 40 orang untuk pemilik hak pilih DPRD Kaltim dapil Samarinda ada 60 orang, sedangkan untuk hak pilih DPR RI dan DPD RI, serta capres dan cawapres, semua penghuni panti ini memiliki hak pilih," katanya.
Sementara Sujud Bambang Palupi mengaku lancar saat mencoblos karena ia telah menentukan pilihan sebelum masuk ke bilik suara TPS tersebut.
"Sangat lancar tadi karena pilihan saya sudah tentukan sebelumnya di tengah kesibukan saya membuat pot bunga dari tempurung kelapa plus menyiapkan tanaman hiasnya. Saya terus berkarya di sini seperti menjual pot bunga, hiasan, bahkan hingga sayur hasil hidroponik," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024
"Mereka ternyata sudah cerdas mencoblos. Sebelumnya mereka telah mengikuti sosialisasi dan simulasi oleh KPU Samarinda, dan mereka sudah praktik sebelum hari pencoblosan makanya sekarang lancar," kata Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 901 Panti Jompo Samarinda, Abdullah di Samarinda, Rabu.
Ia mengatakan awalnya mereka memang banyak yang lupa tentang proses pencoblosan karena ada lima surat suara yang harus dipilih sesuai hati nurani untuk kemudian dicoblos.
"Maklum mereka sudah usia uzur dengan rata-rata di atas 65 tahun, sehingga lupa dengan proses pemilu lima tahun sebelumnya," ujarnya.
Bahkan, sebelum pencoblosan hari ini, kata dia, sejumlah kakek dan nenek tersebut terkadang mengajak diskusi tentang visi dan misi calon presiden dan calon wakil presiden untuk menguji analisa mereka masing-masing sekaligus untuk memantapkan pilihan mereka terhadap calon.
"Penghuni panti jompo ini pun banyak yang melek medsos. Mereka sering memantau perkembangan pemilu lewat internet, salah satunya medsos. Salah seorang di antaranya yang aktif ini adalah Bapak Sujud ini, meski usia beliau sudah 75 tahun," katanya sambil menunjuk Sujud Bambang Palupi yang kebetulan duduk di depan sasana panti jompo tersebut.
Sujud Bambang Palupi (75 tahun) merupakan salah seorang dari 100 lebih penghuni Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda. Kakek yang sebatang kara di Samarinda ini menghuni panti tersebut sejak dua tahun lalu.
Sementara Chairuddin, Pengasuh Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda yang sekaligus anggota KPPS setempat mengatakan, jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di TPS 901, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinang ini sebanyak 105 orang.
"Dari 106 DPT ini, beberapa pekan lalu ada satu orang meninggal sehingga ada 105 pemilih, kemudian ditambah empat orang anggota KPPS sehingga total ada 109 pemilih," katanya.
Ia mengatakan bahwa penghuni Panti Jompo Samarinda ini tidak semuanya memiliki KTP Samarinda, namun banyak juga dari kabupaten/kota lain di Kalimantan Timur, sehingga tidak semuanya menerima surat suara yang sama karena tidak sesuai dengan daerah pemilihan (dapil).
"Untuk yang memiliki hak suara memilih caleg DPRD Samarinda dapil Sungai Pinang ini ada 40 orang untuk pemilik hak pilih DPRD Kaltim dapil Samarinda ada 60 orang, sedangkan untuk hak pilih DPR RI dan DPD RI, serta capres dan cawapres, semua penghuni panti ini memiliki hak pilih," katanya.
Sementara Sujud Bambang Palupi mengaku lancar saat mencoblos karena ia telah menentukan pilihan sebelum masuk ke bilik suara TPS tersebut.
"Sangat lancar tadi karena pilihan saya sudah tentukan sebelumnya di tengah kesibukan saya membuat pot bunga dari tempurung kelapa plus menyiapkan tanaman hiasnya. Saya terus berkarya di sini seperti menjual pot bunga, hiasan, bahkan hingga sayur hasil hidroponik," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024