Pelatih Borneo FC Peter Huistra memuji dan berterima kasih pada Pusamania yang sudah hadir ke Balikpapan dari Samarinda hanya demi menyaksikan laga Pesut Etam versus Macan Kemayoran Persija Jakarta, pada Selasa (6/2) malam.

“Terima kasih kepada Pusamania, juga warga Balikpapan yang sudah membuat stadion sangat meriah,” kata Peter.

Pelatih asal Belanda itu percaya, kemeriahan, dan dukungan dari suporter menghantarkan energi yang luar biasa kepada anak-anak asuhannya guna memenangkan pertandingan.

"Serbuan" semangat ribuan pendukung Borneo FC memenuhi atmosfer sepanjang laga di stadion yang notabene adalah markas Persiba Balikpapan sekaligus menjadikannya seakan jadi Stadion Segiri Samarinda, kandang Borneo FC.

Latar serba biru Stadion Batakan sesaat tertutup warna jingga, warna kebesaran Kota Samarinda yang bersumber dari warna Sungai Mahakam sebagai habitat mamalia pesut.

Baca juga: Pj Gubernur Kaltim setujui Borneo FC bermarkas di Stadion Palaran

Dalam pertandingan yang berakhir 3-1 untuk Borneo FC itu, Pusamania yang berada di tribun selatan (curva du sud) tidak hanya bernyanyi dan ber-atraksi untuk Diego Michel dan kawan-kawan, tapi juga melibatkan seluruh penonton di stadion untuk bernyanyi dan ber-atraksi bersama.

Pada menit ke-50 misalnya, Pusamania membentuk gelombang manusia yang mengalir dari tribun selatan ke timur, terus berkeliling ke tribun utara, dan kembali ke selatan, hingga tiga putaran.

Sebelumnya juga dimulai dari tribun selatan, suporter bersahut-sahutan menyanyikan lagu Un Dia de Partit, lagu suporter garis keras klub Spanyol Barcelona, yang sudah diterjemahkan secara bebas.

Dirigen Pusamania di tribun selatan minta penonton di tribun timur, kemudian di tribun barat, dan kemudian yang paling jauh di seberang lapangan di tribun utara.

  Pelatih Borneo FC Peter Huistra usai laga versus Persija Jakarta di Stadion Batakan, Balikpapan, Selasa 6 Februari 2024. (ANTARA/novi abdi)

Penonton di tribun barat, yang seringkali paling jarang melibatkan diri dalam aksi-aksi suporter, pada malam itu pun kelihatan sangat bersemangat. Selain menyanyikan Un Dia de Partit, mereka juga berkenan bangkit dari tempat duduk dan turut membentuk gelombang manusia.

“Terimakasih semuanya. Penonton keren. Lapangan juga keren. Rumputnya bagus sekali,” demikian puji il capitano Borneo, Diego Michel.

Gol-gol Borneo FC dicetak oleh pemain lincah M Sihran pada menit ke-24, sundulan Wiljan Pluim dari umpan Stefano Lilipaly pada menit ke-47, dan lagi-lagi sundulan Wiljan yang berikutnya dari Komang Teguh lewat sepak pojok.

Di sisi lain, gol Persija pun tidak kalah berkelas. Macan Kemayoran yang bangkit pada sepuluh menit terakhir babak kedua memperagakan permainan cepat di antara lini belakang Borneo yang kelelahan.

Ryo Matsumura masih berenergi guna mengirim umpan terobosan walau  dikepung tiga pemain Borneo. Bola pun diterima dan dikuasai Gustavo Almeida ketika ditempel bek Borneo Silverio.  Gustavo mengecoh kiper Nadeo Argawinata dan menghapus harapan cleansheet Pesut Etam.

Hasil laga 3-1 itu mengukuhkan Borneo FC di puncak klasemen sementara Liga 1. Tambahan tiga poin mengantarkan peroleh poin Borneo menjadi 54, atau beda 12 poin dari posisi kedua yaitu, PSIS Semarang.

Baca juga: Borneo FC fasilitasi suporter tiket plus saat pertandingan di Batakan

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Imam Santoso


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024