Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (BI Kaltim) optimistis pertumbuhan ekonomi di provinsi ini tetap tumbuh positif, masih konsisten sesuai dengan prakiraan sejak awal tahun dengan pertumbuhan 5-6 persen years on years (yoy).

"Pertumbuhan yang cukup baik ini karena didorong berbagai hal seperti gencarnya konstruksi di Ibu Kota Nusantara (IKN) plus sejumlah proyek strategis nasional lain di seluruh wilayah Kaltim," kata Deputi BI Kaltim Hendik Sudaryanto di Samarinda, Kamis.

Proyek lain yang turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi Kaltim adalah beroperasinya industri semen di Kabupaten Kutai Timur, nikel di Kabupaten Kutai Kartanegera, industri CPO di seluruh wilayah Kaltim, dan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) di Kota Balikpapan.

RDMP merupakan proyek terbesar oleh Pertamina yang memiliki total 5.203 equipment dengan berat mencapai 110.000 ton. Equipment paling berat ada di Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) First Regenerator dengan berat 1.099 ton, kemudian perlengkapan tertinggi adalah propane dengan tinggi sekitar 110 meter.

Keyakinan lain terhadap pertumbuhan positif ekonomi Kaltim adalah karena sepanjang 2023 persentase kredit macet (NPL) yang menurun, sedangkan penyaluran kredit untuk UMKM meningkat dibandingkan tahun lalu, bahkan untuk penggunaan QRIS juga meningkat.

Nilai transaksi menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) atau sistem pembayaran secara digital di Kaltim sudah mencapai Rp268,5 miliar, diperoleh transaksi dari 642.000 pengguna pada 146.702 merchant.

Ia mengatakan, dalam rangka mendongkrak ekonomi Kaltim, pihaknya telah berpartisipasi mempromosikan Kaltim sebagai daerah tujuan investasi hijau ke berbagai negara seperti China, Inggris, dan Korea Selatan.

“Kemudian mendorong transformasi ekonomi Kaltim dari tambang batubara ke pariwisata dan UMKM, serta bersinergi dengan UMKM membangun industri fesyen dari produk lokal, termasuk sejumlah kegiatan untuk pengendalian inflasi,” kata Hendik.

Sebelumnya, Rabu malam (29/11), di Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Kaltim, ia juga memperkirakan inflasi akibat naiknya harga pangan pada Desember 2023 dan sepanjang tahun 2024 perlu diwaspadai.

Kenaikan harga terjadi karena meningkatnya permintaan terkait Natal dan tahun baru, sedangkan pemenuhan pangan dan bahan pangan di Kaltim masih tergantung dari luar daerah, sehingga BI Kaltim bersama tim pengendali inflasi setempat gencar melakukan berbagai strategi pengendalian inflasi.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023