PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) bekerja sama dengan Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian, melalui Balai Pengujian Standar Instrumen (BPSI) Tanaman Buah Tropika, melaksanakan program Community Forest dengan menargetkan penanaman 7.489 bibit pohon untuk menekan emisi karbon dan meningkatkan kesejahteraan petani.

"Kami menargetkan penanaman di dua lokasi, yaitu di Kabupaten Solok seluas 20 hektare dan Subang seluas 20 hektare, dengan total area kerjasama seluas 40 hektare," ujar SEVP Business Support PT Pupuk Kaltim Meizar Effendi melalui keterangan tertulis yang diterima Antaranews Kaltim di Samarinda, Kamis.
 
Ia menjelaskan, program tersebut ditandai dengan penanaman bibit pohon buah secara serentak di lahan BPSI di Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat, pada Selasa (24/10). Bibit pohon yang ditanam berasal dari berbagai jenis komoditas buah unggul yang diproduksi oleh BSIP Tanaman Buah Tropika, seperti mangga, durian, nangka, alpukat, manggis, dan lain-lain.
 
Pupuk Kaltim-BSIP melakukan kegiatan penanaman pohon dalam menekan emisi karbon dan meningkatkan kesejahteraan petani. (Antaranews Kaltim/HO/PKT)

 
Ia mengatakan, program penanaman pohon tersebut merupakan bagian dari upaya Pupuk Kaltim dalam mendorong dekarbonisasi dan mencapai target Net Zero Emission di tahun 2060. Selain itu, program itu juga bertujuan untuk mengoptimalkan lahan kurang produktif menjadi kawasan pertanaman buah yang terpelihara dan menghasilkan.
 
Pihaknya berharap program itu dapat memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat, serta menjadi kontribusi bersama dalam mencapai target Indonesia Net Zero Emission di tahun 2060.
 
Meizar juga menjelaskan bahwa program Community Forest sejalan dengan prinsip Environment, Social dan Governance (ESG) yang diusung Pupuk Kaltim dalam mendorong keberlanjutan. Melalui program ini, Pupuk Kaltim mendukung National Determined Contribution (NDC), dengan target penurunan emisi sebesar 32 persen tahun 2030.
 
Melalui kerjasama Community Forest, Meizar berharap kawasan BPSI Tanaman Buah Tropika dapat menjadi sarana riset terkait pengelolaan produk instrumen hasil standardisasi tanaman buah tropika. 
 
Hal ini meliputi penghitungan serapan karbon, SOP budidaya tanaman buah, hingga layanan pengujian dan penilaian kesesuaian standar instrumen tanaman buah tropika.
 
Sementara itu, Kepala BPSI Tanaman Buah Tropika Yunimar menyambut baik kerjasama tersebut sebagai peluang untuk pengembangan komoditas unggulan yang diproduksi oleh BPSI Tanaman Buah Tropika.
 
Ia mengatakan  kerjasama itu akan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan program dan mengembangkan sejumlah tumbuhan langka seperti matoa, kelengkeng, dan nangka.
 
Pupuk Kaltim-BSIP melakukan kegiatan penanaman pohon mangga, durian, nangka, alpukat, manggis, dan lain-lain. (Antaranews Kaltim/HO/PKT)

"Kami berharap melalui Community Forest, komoditas buah unggulan lainnya dapat kita kembangkan sehingga makin berdampak terhadap kesejahteraan petani. Begitu pula penurunan emisi CO2 dapat turut ditekan untuk mencapai target yang diharapkan," papar Yunimar.
 
Sekretaris BSIP Haris Sya mengapresiasi kerjasama ini sebagai bentuk sinergi antara Pupuk Kaltim dan BSIP dalam mendukung program pemerintah terkait dekarbonisasi dan ketahanan pangan. Ia berharap kerjasama ini dapat menjadi contoh bagi instansi lain dalam mewujudkan Indonesia yang lebih hijau dan sejahtera.
 
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Pupuk Kaltim yang telah bekerja sama dengan kami dalam program Community Forest. Kami berharap kerjasama ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat," tutur Haris.
 

Pewarta: Ahmad Rifandi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023