Samarinda ( ANTARA Kaltim)- Museum Purbakala Muara Kaman di Kabupaten Kutai Kartanegara yang merupakan peninggalan Hindu tertua semakin ramai dikunjungi masyarakat termasuk yang berasal dari luar Provinsi Kaliamtan Timur.

"Jumlah pengunjung memang belum tergolong banyak, namun jika dibandingkan dengan sebelumnya semakin ramai. Ada sekitar 50-100 pengunjung per minggu, atau rata-rata 300 pengunjung per bulan," ujar petugas Museum Purbakala Muara Kaman, Effendi di Muara Kaman, Kamis.

Letak museum ini cukup jauh dari Tenggarong, Ibu Kota Kutai Kartanegara, atau sekitar 2 jam perjalanan darat, atau sekitar 2,5 jam ditempuh dari kota Samarinda, Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur.

Jarak antara Samarinda ke museum sebenarnya sekitar 90 kilometer, tetapi karena kondisi jalan banyak yang rusak, maka kendaraan tidak bisa laju sehingga harus ditempuh sekitar 2,5 jam.

Menurut Efendi, pengunjung meseum datang dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk dari Provinsi Bali karena museum tersebut menyimpan sejarah tentang berdirinya kerajaan Hindu tertua di Indonesia.

Museum Purbakala Muara Kaman terletak di Kecamatan Muara Kaman dengan luas kecamatan 3.410,10 km2 yang dibagi dalam 19 desa.

Muara Kaman merupakan tonggak awal berdirinya Kerajaan Kutai pada abad ke-4 dengan Raja Mulawarman. Salah satu bukti bekas peninggalan Kerajaan Kutai yang masih dapat saksikan adalah sebuah batu memanjang yang disebut Lesong Batu.

Menurut Effendi, museum itu berisi cerita tentang Kerajaan Kutai di abad 4-5 dengan Maharaja Mulawarman yang beragama Hindu.

Selanjutnya dalam perjalanannya, kerajaan ini berangsur-angsur mendapat ajaran Islam yang disebarkan para saudagar Arab sehingga raja, kelaurga, dan masyarakatnya kemudian memeluk agama Islam.

"Di situs purbakala museum ini ada dua agama, yaitu Hindu dan Islam sehingga wajar saja hingga kini banyak penganut agama Hindu, terutama dari Provinsi Bali yang datang khusus ke Muara Kaman karena mereka ingin belajar sejarah," ujarnya.

Sejumlah pengunjung dari Bali juga pernah mengatakan mereka percaya bahwa masuknya Hindu ke Indonsia melalui pintu kerajaan Hindu tertua di Indonesia, yakni di Muara Kaman tersebut.

Benda peninggalan sejarah yang terdapat di museum purbakala itu hanya tujuh buah replika prasasti, yakni prasasti untuk acara kurban 10.000 ekor kerbau, temuan barang-barang penggalian purbakala.

Kemudian batu prasasti yang belum sempat dipahat (ditulis) dan posisinya masih tergeletak, komplek makam raja-raja Islam, dan batuan purbakala yang diyakini sebagai tangga candi. Tangga candi ini oleh wargta setempat disebut Lembu Ngeram. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014