Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur menggelar pelatihan kepada para petani karet teknik membuat lateks pembeku karet dengan menggunakan bahan alami dengan hasil olahan sesuai dengan standar pasar.

Kepala Dinas Perkebunan Kaltim Ahmad Muzakkir mengungkapkan bahan alami yang digunakan yakni pembeku lateks mikrorganisme lokal (MOL). Bahan alami ini merupakan pembeku lateks alternatif yang dapat di gunakan, karena bahan dasar untuk membuatnya sangat mudah didapatkan dan murah serta dapat di produksi sendiri oleh petani.

"Pelatihan ini dimaksudkan untuk menekan biaya produksi tentunya dengan biaya yang sedikit harapannya petani karet bisa sejahtera," kata Ahmad Muzakkir pada kegiatan pelatihan pembuatan pembeku lateks dengan bahan alami  MOL di Desa Gersik Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara, Kamis.

Menurut Muzakir bahwa pengujian penggunaan pembeku lateks MOL ini dilakukan telah dilakukan pada Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) Mitra Bangun Sejahtera Kutai Kartanegara pada bulan Maret 2023 di Pusat penelitian karet Bogor.

Dia berpesan kepada para petani, kelompok UPPB agar dapat menyerap dari pelatihan ini dan jika belum mengerti jangan segan segan untuk bertanya kepada para narasumber yang akan membimbing agar memperoleh pengetahuan dari sini terapkan dalam menghasilkan bokar yang sesuai dengan SNI.

"Jika bokar yang bapak ibu hasil sesuai SNI pastinya PT Multi Kusuma Cemerlang akan menghargai bokar Bapak dan ibu dengan harga yang terbaik," tuturnya

Muzakir menegaskan bahwa prospek pasar komoditas perkebunan semakin menjanjikan sejalan dengan semakin meningkatnya permintaan pasar dunia dan domestik akan produk yang berbahan baku berasal dari komoditi perkebunan, khususnya produk dari komoditi karet yang berasal dari perkebunan rakyat bila dengan hasil karet berkadar kering tinggi akan memperoleh harga yang lebih tinggi dibanding yang berkadar rendah dan basah.

Ia menjelaskan, untuk mendapatkan peluang pasar dari produsen atau pelaku usaha produk karet, diperlukan perbaikan mutu bahan olahan karet (bokar).

"Permasalahan yang sering dihadapi dalam pengolahan bokar di Kaltim cukup kompleks, diantaranya masih tingginya kadar air," terangnya.

Muzakir menjelaskan, bila lateks tersebut dibekukan dengan menggunakan pupuk urea atau ditambahkan tetelan kayu pohon karet, maka harga jual akan turun karena hasil olahan karet bermutu rendah.

Selain itu, pengolahan dengan sistem seperti itu akan terjadi pembengkakan biaya jika dibandingkan dengan menggunakan bahan alami.

"Pemerintah sudah menerbitkan dan mensosialisasikan Standar Nasional Indonesia (SNI) BOKAR (SNI 06-2047-2002) tanggal 17 Oktober 2002 dengan kriteria nilai K3 (kadar karet kering), kebersihan, ketebalan dan jenis koagulan. SNI bokar dapat dijadikan acuan bagi petani dan pengolah dalam menghasilkan bokar yang bermutu baik," jelas Muzakir.

 

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023