Nunukan (ANTARA Kaltim) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara mengakui musim hujan di daerah itu relatif sulit diprediksi akibat beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Prakirawan BMKG Nunukan Eko Trisantoro di Nunukan, Senin, mengatakan, sulitnya memprediksi musim hujan di daerah itu, karena faktor lokal dan letak geografisnya yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia.
Ia mengatakan, faktor lokal yang dimaksudkan adalah jarak dengan selat antara Pulau Sebatik dan Selat Makassar relatif dekat ditambah dengan pengaruh dari Laut Sulawesi yang mendominasi anomali cuaca di daerah itu.
"Jadi pola hujan di Kabupaten Nunukan itu memang sanat sulit diprediksi akibat letak geografis yang berdekatan dengan Selat Makassar dan Laut Sulawesi," ujar dia.
Setelah hari tanpa hujan melanda Kabupaten Nunukan sejak 25 Pebruari 2014, hujan mulai turun dengan intensitas rendah di bawah kondisi normal dan diperkirakan mulai normal kembali pada April 2014," kata Eko Trisantoro.
Sebenarnya akhir Maret 2014 ini, menurut dia, hujan mulai turun namun intensitasnya belum normal seperti bulan sebelumnya.
Meskipun hujan telah normal kembali, kata dia, namun dalam sepekan masih selang seling yakni tiga hari hujan dan tiga hari kering atau anomali lainnya lima hari kering dua hari turun hujan.
Eko Trisantoro mengakui kondisi cuaca di Kabupaten Nunukan relatif sulit diprediksi akibat letak geografisnya yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia karena tidak stabilnya kondisi yang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lokal. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
Prakirawan BMKG Nunukan Eko Trisantoro di Nunukan, Senin, mengatakan, sulitnya memprediksi musim hujan di daerah itu, karena faktor lokal dan letak geografisnya yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia.
Ia mengatakan, faktor lokal yang dimaksudkan adalah jarak dengan selat antara Pulau Sebatik dan Selat Makassar relatif dekat ditambah dengan pengaruh dari Laut Sulawesi yang mendominasi anomali cuaca di daerah itu.
"Jadi pola hujan di Kabupaten Nunukan itu memang sanat sulit diprediksi akibat letak geografis yang berdekatan dengan Selat Makassar dan Laut Sulawesi," ujar dia.
Setelah hari tanpa hujan melanda Kabupaten Nunukan sejak 25 Pebruari 2014, hujan mulai turun dengan intensitas rendah di bawah kondisi normal dan diperkirakan mulai normal kembali pada April 2014," kata Eko Trisantoro.
Sebenarnya akhir Maret 2014 ini, menurut dia, hujan mulai turun namun intensitasnya belum normal seperti bulan sebelumnya.
Meskipun hujan telah normal kembali, kata dia, namun dalam sepekan masih selang seling yakni tiga hari hujan dan tiga hari kering atau anomali lainnya lima hari kering dua hari turun hujan.
Eko Trisantoro mengakui kondisi cuaca di Kabupaten Nunukan relatif sulit diprediksi akibat letak geografisnya yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia karena tidak stabilnya kondisi yang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lokal. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014