Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemkab Kutai Timur (Kutim), Provinsi Kalimantan Timur menargetkan mampu mewujudkan populasi sapi sebanyak 560.000 ekor hingga 2018 guna memenuhi program Pemprov setempat yang ingin memiliki sebanyak 2 juta sapi pada 2018.
"Gubernur Kaltim telah menetapkan mampu memiliki 2 juta sapi pada 2018, kami di Kutim kebagian tanggung jawab untuk merealisasikan sebanyak 560.000 ekor," ucap Wakil Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman di Sangatta, Rabu.
Ini berarti di kabupaten tersebut mendapat jatah mengembangkan sapi sebanyak 28 persen dari total target yang mencapai 2 juta ekor baik untuk Provinsi Kaltim maupun di Provinsi Kaltara.
Dalam mengejar target 560.000 ekor tersebut, lanjut Ardiansyah, selain memacu kinerja di dinas terkait, pihaknya juga akan menggandeng sejumlah perusahaan tambang dan perusahaan sawit untuk mewujudkannya.
Saat ini di Kutim terdapat 300.000 hektare perkebunan kelapa sawit. Apabila tiap hektare lahan sawit itu dikembangkan dua ekor sapi saja, maka pihaknya akan mampu melebih target yang dipatok karena dua ekor sapi dikali 300.000 hektare, maka jumlahnya akan mencapai 600.000 ekor sapi yang bisa dikembangkan.
Jumlah itu hanya minimal dan kemungkinan terealisasi 100 persen, sedangkan idealnya tiap satu hektare kebun sawit bisa dikembangkan tiga sapi, sehingga realisasinya pada 2018 bisa mencapai 900.000 ekor apabila dapat terealisasi 100 persen.
Penerapan integrasi sapi-sawit akan saling menguntungkan peternak dan pekebun yakni kotoran sapi dapat menyuburkan tanah di perkebunan, sehingga dapat menghemat biaya pekebun atau perusahaan perkebunan untuk membeli pupuk karena sudah ada pupuk kandang yang kualitasnya lebih baik.
Selanjutnya, sapi juga bisa dijadikan sebagai pengangkut buah sawit, seperti gerobak yang diisi buah sawit dan ditarik oleh sapi untuk menuju jalan besar agar bisa diangkut oleh mobil atau truk sawit.
Sedangkan keuntungan bagi peternak sapi adalah, peternak tidak perlu mencari lahan untuk menggembalakan sapinya, tetapi cukup digembalakan di lahan sawit tersebut.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
"Gubernur Kaltim telah menetapkan mampu memiliki 2 juta sapi pada 2018, kami di Kutim kebagian tanggung jawab untuk merealisasikan sebanyak 560.000 ekor," ucap Wakil Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman di Sangatta, Rabu.
Ini berarti di kabupaten tersebut mendapat jatah mengembangkan sapi sebanyak 28 persen dari total target yang mencapai 2 juta ekor baik untuk Provinsi Kaltim maupun di Provinsi Kaltara.
Dalam mengejar target 560.000 ekor tersebut, lanjut Ardiansyah, selain memacu kinerja di dinas terkait, pihaknya juga akan menggandeng sejumlah perusahaan tambang dan perusahaan sawit untuk mewujudkannya.
Saat ini di Kutim terdapat 300.000 hektare perkebunan kelapa sawit. Apabila tiap hektare lahan sawit itu dikembangkan dua ekor sapi saja, maka pihaknya akan mampu melebih target yang dipatok karena dua ekor sapi dikali 300.000 hektare, maka jumlahnya akan mencapai 600.000 ekor sapi yang bisa dikembangkan.
Jumlah itu hanya minimal dan kemungkinan terealisasi 100 persen, sedangkan idealnya tiap satu hektare kebun sawit bisa dikembangkan tiga sapi, sehingga realisasinya pada 2018 bisa mencapai 900.000 ekor apabila dapat terealisasi 100 persen.
Penerapan integrasi sapi-sawit akan saling menguntungkan peternak dan pekebun yakni kotoran sapi dapat menyuburkan tanah di perkebunan, sehingga dapat menghemat biaya pekebun atau perusahaan perkebunan untuk membeli pupuk karena sudah ada pupuk kandang yang kualitasnya lebih baik.
Selanjutnya, sapi juga bisa dijadikan sebagai pengangkut buah sawit, seperti gerobak yang diisi buah sawit dan ditarik oleh sapi untuk menuju jalan besar agar bisa diangkut oleh mobil atau truk sawit.
Sedangkan keuntungan bagi peternak sapi adalah, peternak tidak perlu mencari lahan untuk menggembalakan sapinya, tetapi cukup digembalakan di lahan sawit tersebut.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014