Sangatta (ANTARA Kaltim)- Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Isran Noor mengatakan, Indonesia harus mengeluarkan anggaran sekitar Rp200 triliun per tahun untuk mengimpor bahan pangan dari berbagai negara untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

"Sekitar Rp200 triliun pertahun dana APBN dialokasikan untuk mengimpor bahan-bahan makanan dari negara lain, seperti beras, gandum, gula, bawang hingga sayuran serta buah-buahan," katanya di Sangatt, Selasa.

Ia mengatakan, Indonesia masih bergantung dengan negara lain dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri, seperti beras, kedelai, tepung, bawang, buah-buahan hingga daging.

"Indonesia masih harus mengimpor bahan pangan untuk memenuhi kenutuham rakyat dari sektor pangan. Hal ini karena negara belum mampu menyediakan bahan pangan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhasn masyarakat rakyatnya," ujarnya.

Menurut dia, tingginya anggaran APBN yang digunakan untuk mengimpor bahan pangan dari negara lain cukup menyedihkan, karena sebagai negara besar dengan potensi alam yang luar biasa hal itu seharusnya itu tidak terjadi.

Dia mengatakan, Lahan pertanian di semua provinsi cukup luas. Kalau itu dikelola dengan baik dengan program yang baik pula maka Indonesia akan mampu swasembada pangan termasuk swasembada beras.

nn "Potensi lahan persawahan dan lahan kering masih cukup luas di semua daerah di Indonesia. Akan tetapi karena belum dikelola sehingga hanya dengan cara impor bisa terpenuhi kebutuhan pangan nasional"kata Isran yang juga Ketua Umum Perhimpinan Penyuluh Petani Seluruh Indonesia (Perhiptani).

Isran Noor yang juga bupati Kutai Timur ini mengatakan, kedepannya Indonesia harus meningkatkan pembangunan disektor pertanian supaya tidak selamanya menjadi negara pengimpor sapi, pengimpor bawang dan sayuran. Indonesia harus mandiri dalam hal ekonomi. (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014