Penajam (ANTARA Kaltim) - Proses belajar mengajar siswa/siswi SMK Negeri 4 Waru, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara terhambat akibat belum dibangunnya ruang kelas bagi mereka.
Akibatnya, sejumlah siswa khususnya jurusan Tata Boga terpaksa harus menumpang di rumah salah satu guru mereka.
Hal serupa juga dialami siswa kelas satu yang terpaksa baru mulai mengikuti proses belajar mengajar setiap pukul 13. 00 Wita, karena masih menumpang di SD 01 Waru.
Sedangkan untuk kelas tiga, mereka hanya menggunakan dua ruangan praktek yang sudah rampung di lokasi SMK Negeri 4 Waru.
Kepala SMK Negeri 4 Waru, Satoni Solle, Selasa menjelaskan, sebelumnya siswanya mengikuti proses belajar dengan menumpang di SMP Negeri 4 Waru.
Namun diakhir tahun lalu, mereka pindah ke SD Negeri 01 Waru.
“Tapi disini (SD Negeri 01) hanya khusus kelas satu saja. Itu pun hanya tujuh kelas yang kami pinjam, padahal seharusnya delapan kelas. Makanya kami jadwalkan mereka bergantian untuk melakukan praktek,†jelasnya.
Selain itu tambah Satoni Solle, untuk kelas tiga mereka sudah menggunakan ruangan praktek yang sudah rampung di lahan dimana akan dibangun gedung SMK Negeri 4 Waru.
"Namun, untuk teori, mereka dibangunkan ruang kelas sederhana di depan ruang praktek. Untuk kelas dua, diwajibkan untuk mengikuti praktek kerja lapangan (PKL). Hal ini dilakukan karena ketidaktersediaan ruang kelas. Makanya setiap enam bulan sekali kami kirim kelas dua untuk mengikuti praktek,†katanya.
Satoni Solle mengungkapkan, khusus untuk jurusan Tata Boga mereka terpaksa harus menumpang di rumah salah satu guru.
Hal tersebut dilakukan, karena peralatan praktek juga sudah disiapkan di rumah guru tersebut. Bukan hanya itu, risiko yang harus ditanggung juga kecil, dibandingkan bila harus menumpang di ruang kelas sekolah lain.
“Meski ruang praktek dan teori terbatas tapi para siswanya tetap serius dalam mengikuti proses belajar mengajar. Sekarang saja anak didik kami pada jurusan Teknik Jurusan Komputer mampu merakit computer,†ungkapnya.
Satoni Solle menambahkan, sejak berdiri pada 2010 lalu, SMK Negeri 4 Waru belum pernah memiliki gedung sendiri. Pada awal berdiri para siswanya terpaksa harus menumpang di SMP Negeri 4 Waru dengan memulai proses belajar mengajar pukul 14.00 Wita setelah pelajar SMP Negeri 4 pulang.
“Setelah tiga tahun menumpang, kami kembali pindah dan menumpang di SD Negeri 01 Waru. Di sekolah ini kami menggunakan tujuh kelas dan mulai masuk pukul 13.00 Wita. Saya dapat informasi bahwa tahun ini, sudah dianggarkan. Kami harapkan supaya bisa digunakan tahun ini, karena kasihan siswa kalau harus menumpang di sekolah lain,†ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Penajam Paser Utara, Khaeruddin mengatakan, tahun ini SMK Negeri 4 Waru akan mulai dibangun dengan anggaran yang disiapkan sekitar Rp40 miliar dan akan dilaksanakan dengan sistem ‘multiyears’ atau tahun jamak.
“Saya belum tahu apakah nanti dibangun melalui Disdikpora atau Dinas Pekerjaan Umum (PU). Karena dalam pembahasan kemarin banyak menginginkan agar dikerjakan di PU karena ‘multiyears’. Tapi kami targetkan tahun ini sudah ada ruang kelas yang rampung dan bisa digunakan,†ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
Akibatnya, sejumlah siswa khususnya jurusan Tata Boga terpaksa harus menumpang di rumah salah satu guru mereka.
Hal serupa juga dialami siswa kelas satu yang terpaksa baru mulai mengikuti proses belajar mengajar setiap pukul 13. 00 Wita, karena masih menumpang di SD 01 Waru.
Sedangkan untuk kelas tiga, mereka hanya menggunakan dua ruangan praktek yang sudah rampung di lokasi SMK Negeri 4 Waru.
Kepala SMK Negeri 4 Waru, Satoni Solle, Selasa menjelaskan, sebelumnya siswanya mengikuti proses belajar dengan menumpang di SMP Negeri 4 Waru.
Namun diakhir tahun lalu, mereka pindah ke SD Negeri 01 Waru.
“Tapi disini (SD Negeri 01) hanya khusus kelas satu saja. Itu pun hanya tujuh kelas yang kami pinjam, padahal seharusnya delapan kelas. Makanya kami jadwalkan mereka bergantian untuk melakukan praktek,†jelasnya.
Selain itu tambah Satoni Solle, untuk kelas tiga mereka sudah menggunakan ruangan praktek yang sudah rampung di lahan dimana akan dibangun gedung SMK Negeri 4 Waru.
"Namun, untuk teori, mereka dibangunkan ruang kelas sederhana di depan ruang praktek. Untuk kelas dua, diwajibkan untuk mengikuti praktek kerja lapangan (PKL). Hal ini dilakukan karena ketidaktersediaan ruang kelas. Makanya setiap enam bulan sekali kami kirim kelas dua untuk mengikuti praktek,†katanya.
Satoni Solle mengungkapkan, khusus untuk jurusan Tata Boga mereka terpaksa harus menumpang di rumah salah satu guru.
Hal tersebut dilakukan, karena peralatan praktek juga sudah disiapkan di rumah guru tersebut. Bukan hanya itu, risiko yang harus ditanggung juga kecil, dibandingkan bila harus menumpang di ruang kelas sekolah lain.
“Meski ruang praktek dan teori terbatas tapi para siswanya tetap serius dalam mengikuti proses belajar mengajar. Sekarang saja anak didik kami pada jurusan Teknik Jurusan Komputer mampu merakit computer,†ungkapnya.
Satoni Solle menambahkan, sejak berdiri pada 2010 lalu, SMK Negeri 4 Waru belum pernah memiliki gedung sendiri. Pada awal berdiri para siswanya terpaksa harus menumpang di SMP Negeri 4 Waru dengan memulai proses belajar mengajar pukul 14.00 Wita setelah pelajar SMP Negeri 4 pulang.
“Setelah tiga tahun menumpang, kami kembali pindah dan menumpang di SD Negeri 01 Waru. Di sekolah ini kami menggunakan tujuh kelas dan mulai masuk pukul 13.00 Wita. Saya dapat informasi bahwa tahun ini, sudah dianggarkan. Kami harapkan supaya bisa digunakan tahun ini, karena kasihan siswa kalau harus menumpang di sekolah lain,†ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Penajam Paser Utara, Khaeruddin mengatakan, tahun ini SMK Negeri 4 Waru akan mulai dibangun dengan anggaran yang disiapkan sekitar Rp40 miliar dan akan dilaksanakan dengan sistem ‘multiyears’ atau tahun jamak.
“Saya belum tahu apakah nanti dibangun melalui Disdikpora atau Dinas Pekerjaan Umum (PU). Karena dalam pembahasan kemarin banyak menginginkan agar dikerjakan di PU karena ‘multiyears’. Tapi kami targetkan tahun ini sudah ada ruang kelas yang rampung dan bisa digunakan,†ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014