Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur menyebutkan kondisi ketimpangan gender di wilayah setempat sejak tahun 2018 hingga 2022 menunjukkan tren menurun, meskipun terjadi sedikit kenaikan di tahun 2022.
"Dalam kurun waktu tersebut, Indeks Ketimpangan Gender (IKG) berkurang 0,054 poin, atau rata-rata turun 0,014 poin per tahun," kata Kepala BPS Provinsi Kaltim Yusniar Juliana di Samarinda, Rabu.
Hal ini mengindikasikan bahwa ketimpangan gender (ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan) yang semakin mengecil, sehingga kondisi ini bisa disebut dengan adanya kesetaraan yang makin membaik.
Selama kurun waktu lima tahun terakhir, lanjut ia, capaian IKG di Provinsi Kaltim juga tercatat selalu lebih rendah dari capaian IKG secara nasional.
Capaian IKG Kaltim selama lima tahun tersebut adalah pada 2018 tercatat masih tinggi pada angka 0,497, tahun 2019 turun menjadi 0,477, tahun 2020 turun lagi menjadi 0,467, tahun 2021 turun drastis menjadi 0,435, namun pada 2022 terjadi kenaikan tipis menjadi 0,443 namun masih jauh di bawah tahun 2020.
Ia melanjutkan, IKG Provinsi Kaltim tahun 2022 sebesar 0,443, naik 0,007 poin dibandingkan tahun 2021. Naiknya ketimpangan gender akibat ketidaksetaraan capaian pada dimensi penyusun IKG antara laki-laki dan perempuan.
"Naiknya IKG di Provinsi Kaltim dipengaruhi oleh makin tidak setaranya antara capaian laki-laki dan perempuan pada beberapa indikator penyusun IKG," katanya.
Pada dimensi kesehatan reproduksi, tercatat adanya peningkatan proporsi perempuan melahirkan tidak difasilitasi kesehatan pada tahun 2022, yakni dari sebanyak 85 menjadi 89 perempuan per 1.000 perempuan pernah kawin usia 15-49 tahun yang pernah melahirkan anak lahir hidup.
"Pada tahun 2022 tercatat adanya ketidaksetaraan capaian antara laki-laki dan perempuan pada dimensi pemberdayaan, yakni pada indikator persentase penduduk sebagai anggota legislatif dan dimensi pasar tenaga kerja, terutama di indikator tingkat partisipasi angkatan kerja," kata Yusniar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023