Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mendukung upaya hilirisasi minyak sawit mentah (CPO) yang dilakukan PT Energi Argo Investama di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kaltim.

"Kami bersyukur Energi Agro Investama bekerja sama dengan Maloy Batuta Trans Kalimantan. Jadi saat ini, program hilirisasi bukan sekedar wacana tapi sudah bisa diwujudkan," kata Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim Sri Wahyuni selepas mengikuti penandatanganan kerja sama kedua perusahaan itu di Samarinda, Senin.

Kerja sama berupa investasi Energi Agro Investama di KEK Maloy Kutim itu terkait pengolahan limbah sawit sebelum melangkah pada pembuatan minyak sawit menjadi minyak goreng.

Pemprov Kaltim, menurut Sri Wahyuni, menilai kerja sama kedua belah pihak itu akan menggulirkan kerja sama ekonomi yang lebih besar termasuk ke kawasan Industri Kariangau Balikpapan, dan Buluminung di Kabupaten Penajam Paser Utara.

Tiga kawasan industri itu, lanjut Sri Wahyuni, akan menjadi penopang ekonomi bagi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kaltim.

Baca juga: Penajam buka akses jalan pendukung ekonomi IKN Nusantara

Sementara, Direktur PT Energi Agro Investama (EAI) Ryan Yashadhana menjelaskan investasi yang digulirkan perusahaannya di KEK Maloy mencapai sekira Rp810 miliar.

"Kami komitmen bersama untuk program jangka panjang melalui kerja sama itu. Demi mewujudkan tujuan pemerintah daerah dalam pengembangan kawasan industri," kata Ryan tentang sejumlah tahapan yang disiapkan perusahaannya di KEK Maloy.

Tahap pertama pekerjaan PT EAI di Maloy yaitu pembuatan pengolahan limbah sawit. Berikutnya, program refinery atau pembuatan minyak sawit menjadi minyak goreng. Selanjutnya, pembangunan penyimpanan minyak goreng.

Tahapan lain adalah pembuatan bahan bakar bio-diesel, dan terakhir mendukung pengolahan limbah industri menjadi bahan siap pakai.

"Tahap satu dan dua diperkirakan kurang lebih tiga hingga empat tahun dapat terlaksana. Pelaksanaan tahap satu dan dua akan menyerap tenaga kerja sekira 150 tenaga kerja tetap dan 200 tenaga kontrak. Totalnya 350 tenaga kerja akan terserap dari investasi itu," jelasnya.

Baca juga: Industri pengolahan Kaltim tumbuh 5,31 persen

Sementara Direktur PT Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) Ade Himawan menjelaskan PT EAl merupakan investor kedua setelah PT Palma Serasih Internasional (PSI) yang juga bergerak pada industrialisasi kelapa sawit.

Ade mengatakan PT PSI masih sedang membangun tangki timbun minyak sawit.

"Kerja sama itu menjadi bukti komitmen bersama pengelola KEK yakni PT MBTK, dengan Pemprov Kaltim dan Pemkab Kutai Timur untuk mendukung hilirisasi pengembangan kelapa sawit di KEK Maloy." kata Ade.

Namun, Manajemen MBTK bukan hanya fokus industri hilirisasi kelapa sawit, melainkan juga industri kayu dan logistik.

"Kami berharap setelah PT EAI masuk KEK, langkah itu menggairahkan pelaku usaha untuk berinvestasi di Kaltim, khususnya di seluruh kawasan industri yang dimiliki Kaltim," ujar Ade.

Baca juga: Gubernur Kaltim: Industri sawit Indonesia tidak rusak lingkungan

Pewarta: Arumanto

Editor : Imam Santoso


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023