Nunukan (ANTARA Kaltim) - Potongan tubuh korban yang diterkam buaya di Semaja Kecamatan Seimenggaris, Nunukan, Kalimantan Utara ,belum ditemukan.
Kamaluddin, saksi mata saat kejadian, di Nunukan, Minggu menyatakan, korban yang selama ini menjadi rekan kerjanya sebagai pekerja kebun kelapa sawit diterkam buaya saat menyeberang di Sungai Semaja, Selasa (21/1).
Kornologis kejadiannya, kata dia, sekitar pukul 08.30 wita korban bernama Sainuddin (31) baru saja naik ke perahu yang selama ini digunakan mengangkut buah kelapa sawit miliknya tiba-tiba seekor buaya ukuran besar menerkamnya.
Ia menambahkan, pertama kali buaya yang ukurannya diperkirakan sebesar drum itu menyambar baju celana korban dan langsung ditarik masuk sungai yang lebarnya diperkirakan 20 meter itu dengan kedalaman diperkirakan mencapai puluhan meter itu.
Kamaluddin mengaku korban yang masih bujangan itu masih sempat muncul dengan mengangkat tangan dan melakukan pertolongan dengan melompat masuk sungai tapi tidak dapat menyelamatkannya.
"Waktu itu, korban ini naik belakangan di perahu. Saya yang pertama kali naik dan duduk di belakang untuk mendayung perahu. Korban duduk bagian depan sambil menimba air. Baru satu kali menimba air, tiba-tiba seekor buaya menerkamnya dengan menarik ujung bajunya," cerita Kamaluddin, warga Desa Semaja Kecamatan Seimenggaris itu kepada Antara di Nunukan.
Pada saat itu langsung dilakukan pencarian, tetapi tidak ditemukan sehingga menggunakan jasa "pawang" dengan melakukan ritual di sekitar lokasi kejadian sebagaimana yang biasa dilakukan warga setempat ketika terjadi peristiwa yang sama, ungkap dia.
Namun berbagai upaya telah dilakukan, potongan jasad korban yang tersisa sepotong dari pusat hingga kepala ditemukan pada Kamis (22/1) sekitar pukul 17.00 Wita terdampar di rerimbunan pohon bakau sekitar dua kilometer dari lokasi kejadian.
Setelah ditemukan, lanjut dia, mayat korban langsung dibawa ke rumah orangtuanya di Pulau Nunukan dan dikebumikan pada hari itu juga sekitar pukul 23.30 wita.
"Sejak kejadian itu (Selasa pagi) saya bersama sejumlah orang di daerah itu terus mencari tapi korban tidak ditemukan. Tiba-tiba pada Kamis sore potongan tubuhnya dari pusat hingga kepala ditemukan di di bawah pohon bakau," ujar dia.
Selama kejadian itu juga, buaya yang jumlahnya mencapai ratusan ekor yang menghuni Sungai Semaja tidak pernah menampakkan diri padahal hari-hari sebelumnya seringkali memperlihatkan diri menjemur diri ketika air sungai surut, kata Kamaluddin.
Kamaluddin yang mengaku telah sembilan tahun tinggal di daerah itu, mengungkapkan berbagai langkah telah dilakukan untuk menemukan potongan tubuh korban termasuk menggunakan jasa pawang, potongan tubuh korban belum juga ditemukan sampai saat ini.
Menurut cerita pawang yang digunakannya, potongan tubuh korban dari pusar ke kaki masih berada dalam tubuh buaya tersebut dan bnelum dimuntahkan.
"Sesuai cerita orang pintar (pawang) yang kita pakai, potongan tubuh korban masih berada dalam perut buaya. Katanya suatu saat akan dimuntahkan tapi mungkin sudah hancur," jelas dia.
Ia mengatakan, dirinya bersama keluarga korban tetap melakukan pencarian terhadap potongan tubuhnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
Kamaluddin, saksi mata saat kejadian, di Nunukan, Minggu menyatakan, korban yang selama ini menjadi rekan kerjanya sebagai pekerja kebun kelapa sawit diterkam buaya saat menyeberang di Sungai Semaja, Selasa (21/1).
Kornologis kejadiannya, kata dia, sekitar pukul 08.30 wita korban bernama Sainuddin (31) baru saja naik ke perahu yang selama ini digunakan mengangkut buah kelapa sawit miliknya tiba-tiba seekor buaya ukuran besar menerkamnya.
Ia menambahkan, pertama kali buaya yang ukurannya diperkirakan sebesar drum itu menyambar baju celana korban dan langsung ditarik masuk sungai yang lebarnya diperkirakan 20 meter itu dengan kedalaman diperkirakan mencapai puluhan meter itu.
Kamaluddin mengaku korban yang masih bujangan itu masih sempat muncul dengan mengangkat tangan dan melakukan pertolongan dengan melompat masuk sungai tapi tidak dapat menyelamatkannya.
"Waktu itu, korban ini naik belakangan di perahu. Saya yang pertama kali naik dan duduk di belakang untuk mendayung perahu. Korban duduk bagian depan sambil menimba air. Baru satu kali menimba air, tiba-tiba seekor buaya menerkamnya dengan menarik ujung bajunya," cerita Kamaluddin, warga Desa Semaja Kecamatan Seimenggaris itu kepada Antara di Nunukan.
Pada saat itu langsung dilakukan pencarian, tetapi tidak ditemukan sehingga menggunakan jasa "pawang" dengan melakukan ritual di sekitar lokasi kejadian sebagaimana yang biasa dilakukan warga setempat ketika terjadi peristiwa yang sama, ungkap dia.
Namun berbagai upaya telah dilakukan, potongan jasad korban yang tersisa sepotong dari pusat hingga kepala ditemukan pada Kamis (22/1) sekitar pukul 17.00 Wita terdampar di rerimbunan pohon bakau sekitar dua kilometer dari lokasi kejadian.
Setelah ditemukan, lanjut dia, mayat korban langsung dibawa ke rumah orangtuanya di Pulau Nunukan dan dikebumikan pada hari itu juga sekitar pukul 23.30 wita.
"Sejak kejadian itu (Selasa pagi) saya bersama sejumlah orang di daerah itu terus mencari tapi korban tidak ditemukan. Tiba-tiba pada Kamis sore potongan tubuhnya dari pusat hingga kepala ditemukan di di bawah pohon bakau," ujar dia.
Selama kejadian itu juga, buaya yang jumlahnya mencapai ratusan ekor yang menghuni Sungai Semaja tidak pernah menampakkan diri padahal hari-hari sebelumnya seringkali memperlihatkan diri menjemur diri ketika air sungai surut, kata Kamaluddin.
Kamaluddin yang mengaku telah sembilan tahun tinggal di daerah itu, mengungkapkan berbagai langkah telah dilakukan untuk menemukan potongan tubuh korban termasuk menggunakan jasa pawang, potongan tubuh korban belum juga ditemukan sampai saat ini.
Menurut cerita pawang yang digunakannya, potongan tubuh korban dari pusar ke kaki masih berada dalam tubuh buaya tersebut dan bnelum dimuntahkan.
"Sesuai cerita orang pintar (pawang) yang kita pakai, potongan tubuh korban masih berada dalam perut buaya. Katanya suatu saat akan dimuntahkan tapi mungkin sudah hancur," jelas dia.
Ia mengatakan, dirinya bersama keluarga korban tetap melakukan pencarian terhadap potongan tubuhnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014