Penajam (ANTARA Kaltim) - Kondisi tiga ruang kelas di SD 003, Desa Api-api, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, cukup memprihatinkan.
Selain plafon ruang kelas yang sudah mulai terbuka juga sebagian atap sudah bocor sehingga saat hujan turun air akan merembes dan membasahi ruang kelas.
Kepala SD Negeri 003 Waru, Muhammad Amin, Rabu mengakui, sudah beberapa kali menyampaikan kondisi itu ke Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), agar bisa melakukan renovasi dan bahkan membangun kembali gedung sekolah.
“Kami sudah tanyakan lagi dan Disdikpora sudah menyatakan akan mengupayakan agar 2014 ini bisa dibangun,†katanya.
Kondisi terparah kata dia yakni, tiga ruang kelas yang ditempati kelas dua, tiga dan empat jika hujan turun maka air akan merembes sehingga murid harus pindah tempat duduk karena bangku mereka terkena air hujan.
"Bukan hanya satu kelas namun tiga kelas atapnya sudah bocor. Upaya untuk melakukan perbaikan sudah dilakukan, tapi yang menjadi kendala karena kondisi kayu pada atap yang sudah mulai lapuk sehingga dikhawatir jika dilakukan perbaikan, atap akan ambruk. Makanya kami biarkan saja begitu. Maklum sekolah ini dibangun sejak 1982 lalu,†katanya.
Bukan hanya itu lanjut Amin, sekolah yang memiliki murid 188 orang ini juga belum memiliki listrik sehingga bila hujan turun maka kondisi ruang kelas gelap dan cukup menyulitkan dalam proses belajar mengajar.
"Kondisi halaman juga becek saat musim hujan karena masih tanah dan belum dilakukan semenisasi. Jadi, halaman juga mulai tergerus tanahnya padahal dulu hampir rata halaman dengan lantai sekolah,†ungkapnya.
Dari pantauan, sekolah yang berada di jalan raya Desa Api-api ini terdapat dua bangunan yang berbeda.
Bangunan yang ditempati tiga kelas masing-masing kelas satu, lima dan enam itu kondisinya terlihat masih cukup baik, karena sudah permanen.
Sementara, tiga ruang kelas lagi, termasuk ruang guru kondisinya cukup memprihatinkan.
Pada bagian plafon di tiga ruang kelas pada bangunan yang dindingnya masih terbuat dari papan isudah terbuka dan belum diperbaiki.
Kerusakan plafon di bagian belakang di luar ruang kelas terlihat lebih parah, bahkan kayu penyangga bergelantungan dan hampir jatuh.
Bukan hanya ruang kelas dan guru yang rusak, namun bangku yang digunakan para murid juga terlihat sudah mulai rusak.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Penajam Paser Utara, Khaeruddin menyatakan, telah mengajukan anggaran melalui APBD 2014 untuk rehap total SD Negeri 003 Waru.
Namun, pihaknya belum memastikan besaran anggaran yang disetujui untuk pembangunan gedung sekolah tersebut.
“Ini masih tahap tahap pembahasan sehingga kami belum tahu, berapa anggaran yang disetujui nantinya. Nanti setelah pembahasan baru bisa diketahui anggarannya,†jelasnya.
Khaeruddin mengatakan, bangunan SD Negeri 003 khususnya untuk tiga kelas akan dilakukan rehap total atau bangun baru.
Pembangunan ruang kelas baru (RKB) untuk SD Negeri 003 Waru kata dia masuk dalam skala prioritas Disdikpora untuk dibangun pada 2014 ini.
“Itu masuk skala prioritas karena kondisi bangunannya yang sudah tidak layak lagi, sehingga perlu dibangun baru,†tegasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
Selain plafon ruang kelas yang sudah mulai terbuka juga sebagian atap sudah bocor sehingga saat hujan turun air akan merembes dan membasahi ruang kelas.
Kepala SD Negeri 003 Waru, Muhammad Amin, Rabu mengakui, sudah beberapa kali menyampaikan kondisi itu ke Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), agar bisa melakukan renovasi dan bahkan membangun kembali gedung sekolah.
“Kami sudah tanyakan lagi dan Disdikpora sudah menyatakan akan mengupayakan agar 2014 ini bisa dibangun,†katanya.
Kondisi terparah kata dia yakni, tiga ruang kelas yang ditempati kelas dua, tiga dan empat jika hujan turun maka air akan merembes sehingga murid harus pindah tempat duduk karena bangku mereka terkena air hujan.
"Bukan hanya satu kelas namun tiga kelas atapnya sudah bocor. Upaya untuk melakukan perbaikan sudah dilakukan, tapi yang menjadi kendala karena kondisi kayu pada atap yang sudah mulai lapuk sehingga dikhawatir jika dilakukan perbaikan, atap akan ambruk. Makanya kami biarkan saja begitu. Maklum sekolah ini dibangun sejak 1982 lalu,†katanya.
Bukan hanya itu lanjut Amin, sekolah yang memiliki murid 188 orang ini juga belum memiliki listrik sehingga bila hujan turun maka kondisi ruang kelas gelap dan cukup menyulitkan dalam proses belajar mengajar.
"Kondisi halaman juga becek saat musim hujan karena masih tanah dan belum dilakukan semenisasi. Jadi, halaman juga mulai tergerus tanahnya padahal dulu hampir rata halaman dengan lantai sekolah,†ungkapnya.
Dari pantauan, sekolah yang berada di jalan raya Desa Api-api ini terdapat dua bangunan yang berbeda.
Bangunan yang ditempati tiga kelas masing-masing kelas satu, lima dan enam itu kondisinya terlihat masih cukup baik, karena sudah permanen.
Sementara, tiga ruang kelas lagi, termasuk ruang guru kondisinya cukup memprihatinkan.
Pada bagian plafon di tiga ruang kelas pada bangunan yang dindingnya masih terbuat dari papan isudah terbuka dan belum diperbaiki.
Kerusakan plafon di bagian belakang di luar ruang kelas terlihat lebih parah, bahkan kayu penyangga bergelantungan dan hampir jatuh.
Bukan hanya ruang kelas dan guru yang rusak, namun bangku yang digunakan para murid juga terlihat sudah mulai rusak.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Penajam Paser Utara, Khaeruddin menyatakan, telah mengajukan anggaran melalui APBD 2014 untuk rehap total SD Negeri 003 Waru.
Namun, pihaknya belum memastikan besaran anggaran yang disetujui untuk pembangunan gedung sekolah tersebut.
“Ini masih tahap tahap pembahasan sehingga kami belum tahu, berapa anggaran yang disetujui nantinya. Nanti setelah pembahasan baru bisa diketahui anggarannya,†jelasnya.
Khaeruddin mengatakan, bangunan SD Negeri 003 khususnya untuk tiga kelas akan dilakukan rehap total atau bangun baru.
Pembangunan ruang kelas baru (RKB) untuk SD Negeri 003 Waru kata dia masuk dalam skala prioritas Disdikpora untuk dibangun pada 2014 ini.
“Itu masuk skala prioritas karena kondisi bangunannya yang sudah tidak layak lagi, sehingga perlu dibangun baru,†tegasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014