Nunukan (ANTARA Kaltim)- Kantor Bea dan Cukai Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara mengakui masih kesulitan mengawasi masuknya barang-barang asal Malaysia yang dipasok masuk ke wilayah itu.

Kepala Seksi Kepatuhan Internal dan Penyuluh Kantor BC Nunukan, Eko Yulianto Widhi di Nunukan, Rabu mengatakan, sampai saat ini belum memiliki fasilitas "X-ray" atau alat pemindai yang memadai untuk melakukan pemeriksaan terhadap seluruh barang-barang asal Malaysia.

Alasannya alat pemindai yang dimiliki di Pelabuhan Internasional Tunon Taka Kabupaten Nunukan tidak mampu mengamati barang-barang yang ukurannya besar dan jumlahnya besar, ungkap dia.

Hal ini menanggapi belum adanya pengawasan ketat terhadap barang-barang asal Malaysia yang dibongkar di Pelabuhan Sei Bolong Kabupaten Nunukan yang dipasok oleh pengusaha dengan menggunakan kapal kayu itu.

"Sebenarnya tidak ada unsur kesengajaan BC Nunukan memperlonggar pemeriksaan barang-barang dari Malaysia. Tetapi disebabkan ketidakmampuan sarana (x-ray) yang kita miliki," ucap dia.

Apabila barang-barang milik pengusaha lintas batas diinginkan diperiksa maka BC Nunukan harus memiliki alat pemindai yang memadai sebagaimana yang dimiliki pelabuhan internasional lainnya, ujar Eko Yulianto Widhi kepada wartawan.

Ia mencontohkan, selama ini masih sangat sulit memeriksa barang bawaan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang menggunakan drum karena ketidakmampuan alat pemindai yang dimiliki, apalagi memeriksa barang milik pengusaha yang jumlahnya mencapai puluhan ton.

Eko Yulianto Widhi juga membantah Kantor BC Nunukan tidak memperketat atau memperlonggar pengawasan terhadap barang-barang dari Malaysia, sehinga seringkali barang-barang berbahaya seperti narkotika dan bahan peledak lolos keluar dari daerah itu.

Menurut dia, jalur masuknya barang-barang dari negara tetangga itu sangat banyak pintu yang menjadi alasan sulitnya memantau secara keseluruhan.(*)

Pewarta: M Rusman

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014