Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyebut sumber air untuk memenuhi kebutuhan penduduk Ibu Kota Nusantara (IKN) dipasok dari empat bendungan di Kecamatan Sepaku dan sekitarnya yang sedang dalam tahap pembangunan.

"Empat bendungan itu adalah Bendungan Sepaku Semoi, Bendungan Batu Lepek, Sumber Daya Air IKN Barat, dan Bendungan Sumber Daya Air IKN Selatan," ujar Direktur Sarana dan Prasarana Dasar OIKN Agus Ahyar di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis.

Ia mengatakan Bendungan Batu Lepek terletak di Desa Jonggon, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara. Bendungan ini mampu memproduksi air baku mencapai 4.300 liter per detik.

Kemudian Bendungan Sepaku Semoi terletak di Desa Argomulyo dan Suko Mulyo di Kecamatan Sepaku dengan produksi air baku sebanyak 2.500 liter per detik.

Berikutnya, Bendungan Sumber Daya Air IKN Barat di Kelurahan Sepaku dan Desa Sukaraja, Kecamatan Sepaku, yang mampu menghasilkan air baku mencapai 5.710 liter per detik.

Selanjutnya, Bendungan Sumber Daya Air IKN Selatan di Desa Pemaluan, Kecamatan Sepaku, dengan produksi air baku sebanyak 1.650 liter per detik.

IKN, lanjutnya, merupakan kota yang menerapkan sponge city, yakni kota ramah air yang langsung terserap ke tanah ketika ada hujan sehingga kebutuhan air tidak hanya disuplai dari bendungan, waduk, maupun embung, tapi dari air hujan dengan drainase ramah lingkungan.

Untuk itu, katanya, dalam upaya mengelola air hujan berlebih, maka diterapkan berbagai metode, di antaranya dengan menampung melalui bak tandon air untuk langsung bisa digunakan dan menampung dalam tampungan buatan atau badan air alamiah.

Kemudian mengalirkan ke "riparian" terdekat untuk mengurangi beban sungai di hilir, termasuk memelihara sistem yang diterapkan tersebut agar selalu berdaya guna dan berkelanjutan.

Untuk konsep drainase ramah lingkungan, paparnya, diterapkan konsep ke depan erat kaitannya dengan perubahan iklim yang ditandai dengan kenaikan muka air laut, kenaikan temperatur udara, perubahan durasi, dan intensitas hujan.

Seiring dengan perkembangan IKN, lanjutnya, maka akan banyak lahan yang dibangun menjadi jalan, area parkir, dan berbagai bangunan lain dengan alas semen yang dipastikan air hujan tidak bisa langsung meresap ke tanah.

"Untuk itu, disiapkan sistem dranase low impact development yang mampu menahan limpasan air hujan, sehingga dapat meresap dalam tanah sekaligus menambah cadangan akuifer, bahkan dapat memfilter air hujan dan polutan dari limpasan permukaan," kata Ahyar.
 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023