Peneliti Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (PREE BRIN) Haruni Krisnawati mengatakan, Pemerintah Indonesia dalam lima tahun terakhir terus berupaya menekan degradasi dan deforestasi lahan gambut, akibat kebakaran berulang.


"Sebagai bentuk komitmen bersama menekan degradasi dan deforestasi lahan gambut, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menerapkan strategi 3R (rewetting, revegetation, dan revitalization)," ujarnya dalam rilis yang dikirim Yayasan Konservasi Nusantara (YKAN) di Samarinda, Selasa.
 
Rewetting adalah pembasahan kembali area gambut dengan pembangunan sekat kanal, pembangunan sumur bor, dan upaya lain yang mendorong basahnya lahan gambut. 

Kemudian revegetation adalah penanaman kembali melalui persemaian, penanaman, dan regenerasi alami. Sedangkan revitalization adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pertanian, perikanan, dan ekowisata.

Ia mengatakan bahwa lahan gambut merupakan ekosistem yang unik dan langka dan hanya mencakup sekitar 3-4 persen dari permukaan tanah planet ini, sedangkan di Indonesia memiliki total luas gambut 13,4 juta hektare.

Meski hanya mencakup 3-4 persen di permukaan planet, namun mengandung hingga sepertiga atau 30-40 persen karbon tanah dunia, yaitu dua kali jumlah karbon yang ditemukan di hutan dunia.

Ia mengatakan, melestarikan ekosistem lahan gambut sangat penting untuk mencapai tujuan iklim global, meski sekitar 12 persen lahan gambut saat ini telah kering dan terdegradasi, sehingga berkontribusi terhadap 5 persen emisi gas rumah kaca global yang disebabkan oleh manusia. 

Hal itu disampaikan Krisnawati saat webinar dengan YKAN untuk menyambut Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia 2023 pada 22 Mei, sekaligus menjadi bagian dari proses diseminasi hasil kajian yang telah dilakukan oleh BRIN dan YKAN, serta mitra, mengenai potensi gambut tropis dalam upaya mitigasi perubahan iklim.

Sedangkan Nisa Novita, Manager Senior Karbon Hutan dan Iklim YKAN, menekankan bahwa pembasahan kembali area gambut dapat menghemat biaya dalam mencapai target penurunan emisi karbon nasional. 

Upaya pembasahan kembali lahan gambut melalui pembuatan sekat kanal di perkebunan kelapa sawit pada lokasi penelitian di Kalimantan Barat, dapat mengurangi sepertiga dari emisi CO2 dan tidak berpengaruh pada emisi metana. 

"Pada skala nasional, pembasahan gambut berpotensi menyumbang 34 persen terhadap target pengurangan emisi nasional dari sektor forest and other land uses (FOLU)," kata Nisa.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023