Samarinda (ANTARA Kaltim) - Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda, merawat bayi kembar siam dempet dada dan perut (mirror conjoined twins) bertipe "thoraco abdomino phagus" asal Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Bayi kembar siam anak pasangan Lukman Ompusunggu (33) dengan Arta Maruli Hutabarat itu lahir pada Sabtu (14/12) sekitar 19.00 Wita melalui operasi caesar.
"Saat ini, kondisi kedua bayi itu sudah stabil dan tengah dirawat di dalam inkubator di ruang Neonatologi Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda," ungkap Dokter Spesialias Bedah Anak RSUD AW Sjahranie Samarinda dr Dadik SpBA, kepada wartawan di Samarinda, Kamis.
Bayi kembar siam berjenis kelamin perempuan dan telah diberi nama Natalia dan Natasya itu kata Dadik tidak memiliki sekat jantung serta liver mereka masih menyatu.
"Satu dengan yang lain memiliki sistem metabolik masing-masing dan organnya ada, cuma dempet dada dan perut. Dalam evaluasi kami, sampai saat ini bayi kembar siam itu memiliki dua jantung terpisah, cuma dari gambaran kemungkinan besar sekat atau kandung jantungnya tidak ada serta kemungkinan livernya masih jadi satu dan belum terpisah," kata dr. Dadik.
Tim dokter lanjut Dadik masih terus memantau perkembangan kesehatan bayi kembar tersebut dan belum bisa memastikan kapan akan dilakukan operasi pemisahan.
"Kami masih terus memantau kondisinya dan belum bisa memastikan kapan akan dilakukan operasi pemisahan. Kemungkinannya, akan dirujuk ke rumah sakit dr Sutomo Surabaya yang sudah berpengalaman menangani kasus seperti ini. Saya termasuk salah seorang tim dokter yang ikut pada setiap operasi pemisahan bayi kembar siam," katanya.
Namun mengenai waktunya, belum bisa dipastikan sebab masih ada beberapa hal termasuk proses pemindahan bayi kembar siam itu membutuhkan penanganan khusus termasuk peralatan dan dokter, ungkap Dadik.
Di Provinsi Kaltim baru dua kasus kembar siam "mirror conjoined twins" bertipe "thoraco abdomino phagus".
"Sebelumnya, kasus serupa pernah juga kami tangani di Kota Bontang dan berhasil dioperasi di Rumah Sakit dr Sutomo Surabaya. Namun, pascaoperasi pemisahan itu, salah satunya akhirnya meninggal karena penyebab lain," kata Dadik. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Bayi kembar siam anak pasangan Lukman Ompusunggu (33) dengan Arta Maruli Hutabarat itu lahir pada Sabtu (14/12) sekitar 19.00 Wita melalui operasi caesar.
"Saat ini, kondisi kedua bayi itu sudah stabil dan tengah dirawat di dalam inkubator di ruang Neonatologi Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda," ungkap Dokter Spesialias Bedah Anak RSUD AW Sjahranie Samarinda dr Dadik SpBA, kepada wartawan di Samarinda, Kamis.
Bayi kembar siam berjenis kelamin perempuan dan telah diberi nama Natalia dan Natasya itu kata Dadik tidak memiliki sekat jantung serta liver mereka masih menyatu.
"Satu dengan yang lain memiliki sistem metabolik masing-masing dan organnya ada, cuma dempet dada dan perut. Dalam evaluasi kami, sampai saat ini bayi kembar siam itu memiliki dua jantung terpisah, cuma dari gambaran kemungkinan besar sekat atau kandung jantungnya tidak ada serta kemungkinan livernya masih jadi satu dan belum terpisah," kata dr. Dadik.
Tim dokter lanjut Dadik masih terus memantau perkembangan kesehatan bayi kembar tersebut dan belum bisa memastikan kapan akan dilakukan operasi pemisahan.
"Kami masih terus memantau kondisinya dan belum bisa memastikan kapan akan dilakukan operasi pemisahan. Kemungkinannya, akan dirujuk ke rumah sakit dr Sutomo Surabaya yang sudah berpengalaman menangani kasus seperti ini. Saya termasuk salah seorang tim dokter yang ikut pada setiap operasi pemisahan bayi kembar siam," katanya.
Namun mengenai waktunya, belum bisa dipastikan sebab masih ada beberapa hal termasuk proses pemindahan bayi kembar siam itu membutuhkan penanganan khusus termasuk peralatan dan dokter, ungkap Dadik.
Di Provinsi Kaltim baru dua kasus kembar siam "mirror conjoined twins" bertipe "thoraco abdomino phagus".
"Sebelumnya, kasus serupa pernah juga kami tangani di Kota Bontang dan berhasil dioperasi di Rumah Sakit dr Sutomo Surabaya. Namun, pascaoperasi pemisahan itu, salah satunya akhirnya meninggal karena penyebab lain," kata Dadik. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013