Balai Wilayah Sungai Kalimantan (BWSK) IV Samarinda melakukan penanganan banjir tahunan di daerah Sepaku, kawasan Ring II Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan tiga tahap, yakni tahap 1 jangka pendek, tahap 2 jangka menengah, dan tahap 3 untuk jangka panjang. 

"Banjir di Kelurahan Sepaku dan Desa Pamaluan pada 17-18 Maret berada di Ring II IKN, bukan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP). Banjir di sana terjadi setiap tahun dan sudah sejak lama terjadi karena ada di dataran rendah," ujar Kepala BWSK IV Samarinda Harya Muldianto di Samarinda, Jumat. 

Terkait dengan kehadiran IKN, maka pihaknya telah mendesain agar di kawasan tersebut tidak terjadi banjir hingga 100 tahun ke depan (Q100 th), antara lain dengan pembangunan sejumlah bendungan, embung, beberapa intake, dan penanaman pohon endemik untuk menyerap air ketika terjadi hujan. 

Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara masuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Sanggai yang merupakan salah satu DAS di Wilayah Sungai Mahakam.

DAS Sanggai memiliki tujuh sungai yang bermuara di Teluk Balikpapan, yakni Sungai Trunen, Semuntai, Sanggai, Sepaku, Semoi, Palamuan, dan Baruangin. Terdapat tiga sungai yang mengalir di KIPP,  yakni Trunen, Semuntai dan anak Sungai Sanggai. 

Secara topografi lokasi KIPP merupakan daerah berbukit, pada bagian hilir relatif datar berupa kawasan rawa, sedangkan banjir terjadi pada daerah yang telah dihuni penduduk dan beberapa kawasan di pinggir jalan provinsi karena terbatasnya kapasitas gorong-gorong, penyempitan saluran, dan tidak adanya saluran drainase.

Dalam masterplan dan detail desain pengendalian banjir dari tujuh sungai pada DAS Sanggai di Kecamatan Sepaku mengacu pada desain rencana Q100 th, dilaksanakan secara bertahap yakni jangka pendek tahun 2022-2024, jangka menengah, dan jangka panjang.

"Dengan debit banjir rencana Q100, tentu diharapkan infrastruktur pengendalian banjir kuat dan dapat diandalkan dalam menahan banjir dengan kala ulang 100 tahunan pada kawasan IKN," kata Harya. 

Ia melanjutkan, banjir di Kelurahan Sepaku dan Desa Pemaluan dengan ketinggian 20-70 cm pada 17-18 Maret mulai pukul 13:00, diketahui curah hujan di Desa Sepaku terbaca sebesar 53 mm (hujan ringan), sehingga diperkirakan hujan deras terjadi di daerah hulu sungai. 

Berdasarkan laporan Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Penajam Paser Utara, hujan dengan intensitas tinggi di hulu sungai mengakibatkan sungai meluap dan berdampak pada naiknya tinggi 
muka air pada rumah warga Kelurahan Sepaku di area rendah dan sekitar bantaran sungai, kemudian air di Kelurahan Sepaku mulai naik sekitar pukul 07.00 Wita. 

Air pertama terlihat masuk Intake Sepaku dari arah sawah bagian hulu kanan karena ada blok dinding penahan tebing yang belum terkonstruksi, sedangkan air dari sawah hulu kanan datang dari luapan Sungai Sepaku berdasarkan peta/alur sungai sepaku yang 
arahnya tepat menuju persawahan.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : M.Ghofar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023