Samarinda (ANTARA Kaltim) - The Nature Conservancy (TNC), organisai konservasi yang bekerja melestarikan lahan dan perairan, mendukung upaya warga Kampung Long Duhung, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, untuk mengelola sumber daya alam (SDA) secara arif dan bijaksana.
"Komitmen warga Kampung Long Duhung, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau itu merupakan sebuah model peran aktif warga kampung dalam mengatasi tantangan global perubahan iklim melalui pemanfaatan lahan, pengelolaan hutan dan sumber daya alam yang lestari dan pembangunan kampung yang ramah lingkungan," kata Country Director TNC Indonesia, Rizal Algamar, melalui siaran persnya kepada Antara, Senin.
Komitmen warga Long Duhung tersebut, kata Rizal, disampaikan melalui deklarasi yang akan diwujudkan dalam bentuk tidak membuka ladang di atas lahan berhutan, mengembalikan kearifan lokal melalui perladangan gilir balik (di antara tujuh lahan ladang per keluarga).
Ia mengatakan, kKomitmen lainnya adalah mengaktifkan kembali tim pengawas lingkungan yang akan menjaga kawasan hutan di sekitar kampung serta mengembangkan mata pencaharian yang ramah lingkungan, seperti perkebunan karet, buah-buahan dan peternakan ayam.
Komitmen warga untuk mengelola hutan dan sumber daya secara lestari untuk kesejahteraan mereka, kata Rizal, akan dilaksanakan dengan dukungan pemerintah Kabupaten Berau, TNC) dan pemangku kepentingan lain.
"Upaya ini merupakan bagian dari inisiatif pemerintah dalam menurunkan laju kerusakan dan penggundulan hutan serta menangani perubahan iklim melalui Program Karbon Hutan Berau (PKHB), katanya.
Menurut dia, PKHB merupakan program kemitraan antara pemerintah nasional, Kaltim dan Berau, dengan dukungan para mitra, termasuk TNC. Program ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana suatu kabupaten dapat melakukan pembangunan dan mempertahankan hutan pada saat bersamaan.
Pelibatan masyarakat
Direktur Program Terestrial TNC Indonesia Herlina Hartanto mengatakan, melalui strategi pelibatan masyarakat dalam PKHB, TNC berharap program ini tidak hanya mendukung upaya mulia warga Kampung Long Duhung, tetapi juga kampung-kampung lain di Kabupaten Berau dan di Indonesia.
"TNC mengembangkan strategi dan proses untuk melibatkan masyarakat secara aktif dalam mengelola hutan dan sumber daya alam secara lestari. Long Duhung merupakan salah kampung model yang kami dampingi," ujarnya.
TNC juga membagi pembelajaran dan alat bantu yang dikembangkan dengan lembaga dan kelompok swadaya masyarakat lain dan di Kabupaten Berau ini diharapkan sedikitnya 20 kampung dapat ikut terlibat nantinya.
"Melalui proses ini, kami mendukung PKHB dalam mewujudkan masyarakat Berau yang sejahtera di tengah sumber daya hutan dan alam yang lestari," kata Herlina.
Sementara itu Community Development Manager TNC Indonesia Tomy Yulianto mengatakan. selama lebih dari satu dasawarsa TNC telah bekerja di Kabupaten Berau, termasuk mendampingi masyarakat di Kampung Long Duhung.
"Dari pendampingan ini, TNC melihat warga Kampung Long Duhung sangat bergantung dari hutan dan sumber daya di dalamnya. Karenanya, kualitas hutan dan kelimpahan sumber daya hutan yang menurun akan mengancam kehidupan dan kesejahteraan warga," katanya
Warga Long Duhung , menurut dia, juga memiliki kekuatan dan aset yang dapat didayagunakan untuk mengatasi tantangan perubahan ini.
Dia mengatakan, kekompakan dan kerukunan warga, lembaga adat yang masih dihormati, dan keharmonisan hubungan antara pemerintah kampung dan lembaga adat, merupakan kekuatan atau modal luar biasa yang dapat dimanfaatkan warga.
"Kami ingin membantu mewujudkan mimpi dan harapan warga Long Duhung," kata Tomy.
Long Duhung adalah salah satu kampung kecil di Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau yang dihuni sekitar 35 keluarga dari etnis Dayak Punan yang dikenal sebagai pengumpul dan peramu.
Tomy mengatakan, masyarakat sekitar menganggap hutan sebagai "bank" atau tempat untuk mengambil dan menyimpan kekayaan.
Selama ini, katanya, warga Kampung Long Duhung memanfaatkan hutan untuk berburu, meramu obat-obatan, mengumpulkan buah-buahan dan sebagai sumber kayu untuk rumah dan perahu. Beberapa tahun belakangan ini, warga Long Duhung mulai merasakan perubahan.
Warga menyadari perubahan ini akan mengancam kehidupan mereka bila mereka tidak melakukan aksi nyata melalui pengelolaan hutan yang lebih baik.
"Binatang bBuruan semakin sulit didapatkan, musim panas dan hujan semakin sulit diprediksi dan meningkatnya serangan hama, yang menyebabkan terjadinya gagal panen," kata Kepala Kampung Long Duhung, Misak Lungui.
Menyikapi kondisi itu, kata Misal, warga Kampung Long Dugung telah menyusun peraturan kampung untuk melindungi wilayah sumber air bersih dan daerah berburu dan peta lahan serta membuat rencana kampung.
"Kami butuh dukungan agar rencana ini dapat berjalan, sehingga mimpi kami dapat terwujud. Kami juga ingin sejahtera, dapat menyekolahkan anak-anak tetapi hutan kami juga tetap terjaga. Walaupun hutan kami sudah diserahkan kepada perusahaan, kami tetap menganggap hutan itu milik kami," Misak Lungui. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Komitmen warga Kampung Long Duhung, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau itu merupakan sebuah model peran aktif warga kampung dalam mengatasi tantangan global perubahan iklim melalui pemanfaatan lahan, pengelolaan hutan dan sumber daya alam yang lestari dan pembangunan kampung yang ramah lingkungan," kata Country Director TNC Indonesia, Rizal Algamar, melalui siaran persnya kepada Antara, Senin.
Komitmen warga Long Duhung tersebut, kata Rizal, disampaikan melalui deklarasi yang akan diwujudkan dalam bentuk tidak membuka ladang di atas lahan berhutan, mengembalikan kearifan lokal melalui perladangan gilir balik (di antara tujuh lahan ladang per keluarga).
Ia mengatakan, kKomitmen lainnya adalah mengaktifkan kembali tim pengawas lingkungan yang akan menjaga kawasan hutan di sekitar kampung serta mengembangkan mata pencaharian yang ramah lingkungan, seperti perkebunan karet, buah-buahan dan peternakan ayam.
Komitmen warga untuk mengelola hutan dan sumber daya secara lestari untuk kesejahteraan mereka, kata Rizal, akan dilaksanakan dengan dukungan pemerintah Kabupaten Berau, TNC) dan pemangku kepentingan lain.
"Upaya ini merupakan bagian dari inisiatif pemerintah dalam menurunkan laju kerusakan dan penggundulan hutan serta menangani perubahan iklim melalui Program Karbon Hutan Berau (PKHB), katanya.
Menurut dia, PKHB merupakan program kemitraan antara pemerintah nasional, Kaltim dan Berau, dengan dukungan para mitra, termasuk TNC. Program ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana suatu kabupaten dapat melakukan pembangunan dan mempertahankan hutan pada saat bersamaan.
Pelibatan masyarakat
Direktur Program Terestrial TNC Indonesia Herlina Hartanto mengatakan, melalui strategi pelibatan masyarakat dalam PKHB, TNC berharap program ini tidak hanya mendukung upaya mulia warga Kampung Long Duhung, tetapi juga kampung-kampung lain di Kabupaten Berau dan di Indonesia.
"TNC mengembangkan strategi dan proses untuk melibatkan masyarakat secara aktif dalam mengelola hutan dan sumber daya alam secara lestari. Long Duhung merupakan salah kampung model yang kami dampingi," ujarnya.
TNC juga membagi pembelajaran dan alat bantu yang dikembangkan dengan lembaga dan kelompok swadaya masyarakat lain dan di Kabupaten Berau ini diharapkan sedikitnya 20 kampung dapat ikut terlibat nantinya.
"Melalui proses ini, kami mendukung PKHB dalam mewujudkan masyarakat Berau yang sejahtera di tengah sumber daya hutan dan alam yang lestari," kata Herlina.
Sementara itu Community Development Manager TNC Indonesia Tomy Yulianto mengatakan. selama lebih dari satu dasawarsa TNC telah bekerja di Kabupaten Berau, termasuk mendampingi masyarakat di Kampung Long Duhung.
"Dari pendampingan ini, TNC melihat warga Kampung Long Duhung sangat bergantung dari hutan dan sumber daya di dalamnya. Karenanya, kualitas hutan dan kelimpahan sumber daya hutan yang menurun akan mengancam kehidupan dan kesejahteraan warga," katanya
Warga Long Duhung , menurut dia, juga memiliki kekuatan dan aset yang dapat didayagunakan untuk mengatasi tantangan perubahan ini.
Dia mengatakan, kekompakan dan kerukunan warga, lembaga adat yang masih dihormati, dan keharmonisan hubungan antara pemerintah kampung dan lembaga adat, merupakan kekuatan atau modal luar biasa yang dapat dimanfaatkan warga.
"Kami ingin membantu mewujudkan mimpi dan harapan warga Long Duhung," kata Tomy.
Long Duhung adalah salah satu kampung kecil di Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau yang dihuni sekitar 35 keluarga dari etnis Dayak Punan yang dikenal sebagai pengumpul dan peramu.
Tomy mengatakan, masyarakat sekitar menganggap hutan sebagai "bank" atau tempat untuk mengambil dan menyimpan kekayaan.
Selama ini, katanya, warga Kampung Long Duhung memanfaatkan hutan untuk berburu, meramu obat-obatan, mengumpulkan buah-buahan dan sebagai sumber kayu untuk rumah dan perahu. Beberapa tahun belakangan ini, warga Long Duhung mulai merasakan perubahan.
Warga menyadari perubahan ini akan mengancam kehidupan mereka bila mereka tidak melakukan aksi nyata melalui pengelolaan hutan yang lebih baik.
"Binatang bBuruan semakin sulit didapatkan, musim panas dan hujan semakin sulit diprediksi dan meningkatnya serangan hama, yang menyebabkan terjadinya gagal panen," kata Kepala Kampung Long Duhung, Misak Lungui.
Menyikapi kondisi itu, kata Misal, warga Kampung Long Dugung telah menyusun peraturan kampung untuk melindungi wilayah sumber air bersih dan daerah berburu dan peta lahan serta membuat rencana kampung.
"Kami butuh dukungan agar rencana ini dapat berjalan, sehingga mimpi kami dapat terwujud. Kami juga ingin sejahtera, dapat menyekolahkan anak-anak tetapi hutan kami juga tetap terjaga. Walaupun hutan kami sudah diserahkan kepada perusahaan, kami tetap menganggap hutan itu milik kami," Misak Lungui. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013