Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menangani sedikitnya 1.200 ha kebun karet yang terserang organisme pengganggu tanaman (OPT) berupa jamur "pestalotiopsis"  yang mengakibatkan daun gugur.

"Serangan OPT merupakan salah satu faktor penyebab menurunnya hasil produksi para pekebun, salah satunya adalah OPT gugur daun. Serangan gugur daun pestalotiopsis pada karet menjadi penyakit utama yang sedang menyerang kebun karet di Kaltim," kata Plt Kepala Disbun Kaltim Asimirilda di Samarinda, Jumat.

Gejala yang ditimbulkan pada penyakit ini adalah bintik cokelat pada daun muda, lantas secara perlahan berkembang menjadi bercak cokelat tua, kemudian terdapat batas jelas antara bagian bercak daun yang sehat, selanjutnya daun gugur sebelum waktunya.

Untuk itu, perlindungan perkebunan dalam pembangunan pertanian berkelanjutan menjadi hal utama menjadi perhatian pihaknya, sehingga kali ini tim di lapangan sedang melakukan penanganan, setelah pekan lalu dilakukan Pertemuan Teknis Petugas Pengamat OPT se-Kaltim.

Pertemuan tersebut untuk memberikan pemahaman yang utuh, kemudian untuk menyamakan persepsi tentang peran perlindungan dalam pembangunan perkebunan berkelanjutan bagi para pejabat penanggung jawab dan pelaksana perlindungan di regional Kalimantan.

Pertemuan juga untuk menelurkan rumusan kegiatan terkait penanganan OPT, dalam upaya mengawal pembangunan perkebunan agar dapat memberikan pendapatan dan kesejahteraan kepada para pelakunya.

Giat tersebut, katanya, juga untuk memberikan tambahan wawasan dan ilmu bagi para peserta pengamat OPT, karena disadari bahwa petugas pengamat OPT merupakan ujung tombak di lapangan, sebab mereka orang pertama yang melakukan pemantauan di lapangan jika terjadi serangan OPT.

Ia bersyukur karena hasil dari pertemuan pekan lalu akhirnya mendapat berbagai rumusan dalam penindakan OPT gugur daun pada karet, sehingga ke depan produksi karet di Kaltim bisa meningkat lagi.

Sementara Sopian, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengembangan Perlindungan Tanaman Perkebunan Disbun Kaltim mengatakan, 1.200 hektare lahan karet yang dilaporkan terserang penyakit gugur daun tersebut tersebar di tiga daerah, yakni Kota Balikpapan, Kabupaten Berau, dan Kabupaten Kutai Timur.

Penyakit gugur daun di Kaltim, katanya, dari laporan yang masuk lebih ke arah gugur daun oidium dan gugur daun biasa, namun demikian dengan adanya bimbingan teknis petugas pengamat OPT pekan lalu, maka pemahaman petugas kini meningkat.

Peningkatan pemahaman karena dalam giat tersebut menghadirkan narasumber dari Dirjenbun Kementan mengenai penanganan pestalotiopsis, antara lain teknik penggunaan belerang untuk mengendalikan penyakit gugur daun oidium.

"Tingkat serangan gugur daun mampu menurunkan produktifitas karet lebih dari 70 persen, sehingga harus ditangani serius, seperti pemupukan secara teratur menurut dosis dan ekstra 25 persen kalium dan 25 persen natrium, kemudian melakukan pengasapan dengan bahan aktif mangkozeb," kata Sopian.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023