Sangatta (ANTARA Kaltim) - Kapolres Kutai Timur Kaltim AKBP Edgar Diponegoro menyatakan prihatin terhadap kesadaran warga dalam berlalu lintas yang dinilai masih rendah sehingga mengakibatkan tingginya angka kecelakaan di wilayah itu.
"Data yang ada bahwa dalam 10 bulan terakhir tercatat 36 kasus meninggal di jalan raya yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas," kata Kapolres AKBP Edgar Diponegoro, di Sangatta, Kutai Timur, Rabu.
Menurut Kapolres Edgar Diponegoro yang didampingi Kasat Lantas AKP Sigit Harimbawan, dari 39 kasus yang meninggal di jalan raya rata-rata karena faktor manusia terutama saat mengendarai kendaraan roda dua.
Ia mengatakan, mayoritas kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa karena pengendara sepeda motor tidak mematuhi aturan lalu lintas, ugal-ugalan, menyalip kendaraan lain dan terburu-buru tanpa memikirkan keselamatan.
Jadi selain karena pengendara roda dua tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas, juga terjadi tabrakan sesama sepeda motor dan tabrakan dengan kendaraan roda empat atau truk pengangkut tanah yang juga kebut-kebutan di jalan raya.
Dia mengatakan, saat ini kan Pemkab Kutai Timur sedang giat-giatnya membangun jalan utama dalam kota, Jalan Yos Sudarso, sehingga kepadatan kendaraan hampir terjadi setiap hari.
"Makanya banyak kendaraan saling selip dan mendahului kendaraan lain sehingga terjadi saling senggol," katanya.
Mengingat tingginyua angka kecelakaan dijalan raya akibat rendahnya kesadaran masyarakat, Kapolres mengimbau agar para pengendara mengutamakan keselamatan diri sendiri dan menjaga keselamatan orang lain.
"Banyak juga di antara warga juga pura-pura taat aturan kalau ada polisi berdiri di jalanan, tapi kalau tidak ada polisi dia ngebut bahkan mencuri jalan yang bukan jalurnya," ujarnya.
Kapolres menyayangkan tingginya angka kecelakaan yang disebabkan tidak taatnya para pengendara dalam berlalu lintas, bahkan ada yang sampai menimbulkan korban jiwa.
"Kami mengajak semua pengguna jalan supaya meningkatkan kesabaran terutama dengan keadaan jalan yang belum baik, lebih baik terlambat sampai di rumah ketimbang cepat sampai rumah sakit," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Data yang ada bahwa dalam 10 bulan terakhir tercatat 36 kasus meninggal di jalan raya yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas," kata Kapolres AKBP Edgar Diponegoro, di Sangatta, Kutai Timur, Rabu.
Menurut Kapolres Edgar Diponegoro yang didampingi Kasat Lantas AKP Sigit Harimbawan, dari 39 kasus yang meninggal di jalan raya rata-rata karena faktor manusia terutama saat mengendarai kendaraan roda dua.
Ia mengatakan, mayoritas kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa karena pengendara sepeda motor tidak mematuhi aturan lalu lintas, ugal-ugalan, menyalip kendaraan lain dan terburu-buru tanpa memikirkan keselamatan.
Jadi selain karena pengendara roda dua tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas, juga terjadi tabrakan sesama sepeda motor dan tabrakan dengan kendaraan roda empat atau truk pengangkut tanah yang juga kebut-kebutan di jalan raya.
Dia mengatakan, saat ini kan Pemkab Kutai Timur sedang giat-giatnya membangun jalan utama dalam kota, Jalan Yos Sudarso, sehingga kepadatan kendaraan hampir terjadi setiap hari.
"Makanya banyak kendaraan saling selip dan mendahului kendaraan lain sehingga terjadi saling senggol," katanya.
Mengingat tingginyua angka kecelakaan dijalan raya akibat rendahnya kesadaran masyarakat, Kapolres mengimbau agar para pengendara mengutamakan keselamatan diri sendiri dan menjaga keselamatan orang lain.
"Banyak juga di antara warga juga pura-pura taat aturan kalau ada polisi berdiri di jalanan, tapi kalau tidak ada polisi dia ngebut bahkan mencuri jalan yang bukan jalurnya," ujarnya.
Kapolres menyayangkan tingginya angka kecelakaan yang disebabkan tidak taatnya para pengendara dalam berlalu lintas, bahkan ada yang sampai menimbulkan korban jiwa.
"Kami mengajak semua pengguna jalan supaya meningkatkan kesabaran terutama dengan keadaan jalan yang belum baik, lebih baik terlambat sampai di rumah ketimbang cepat sampai rumah sakit," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013