IMPIAN warga Kelurahan Tanjung Tengah, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU)  untuk mengolah limbah sabut kelapa menjadi berbagai bahan jadi yang dibutuhkan masyarakat, bakal segera terwujud.

Para ibu rumah tangga (IRT) di Tanjung Tengah, Saloloang dan Pejala diberi pelatihan mengolah dan memproduksi bahan baku sabut kelapa menjadi berbagai bahan olahan yang siap dipasarkan maupun dipakai sendiri.

Sebuah perusahaan bergerak di bidang pemanfaatan sabut kelapa bekerja sama dengan perusahaan minyak swasta terbesar di Kabupaten Penajam Paser Utara memberikan pelatihan yang diikuti IRT di tiga kelurahan dan didukung Forum Tanjung Bersatu (Fortab), sebuah LSM pemerhati lingkungan di kabupaten ini.

Arif Nugroho selaku pemilik perusahaan dari Yogyakarta bersama timnya memberikan materi pelatihan pengolahan sabut kelapa mengaku, ketertarikannya mengembangkan pemanfaatan sabut kelapa di Kabupaten Penajam Paser Utara karena daerah itu dinilai merupakan salah satu kabupaten yang memiliki lahan kebun kelapa yang cukup luas.

“Luas areal kelapa di Indonesia terbesar di dunia yakni 3,7 juta hektare yang terbentang dari Sumatera, Sulawesi hingga pulau Kalimantan. Dimana, 97 persen dimiliki oleh petani, 2,5 pemerintah pemerintah dan sisanya swasta. Salah satunya terdapat di Kabupaten Penajam Paser Utara,” jelas Nugroho, Selasa (29/10).

Ia menjelaskan, seluruh bagian buah kelapa dapat dimanfaatkan, mulai sabuk kelapa dijadikan aneka kerajinan, tempurung kelapa menjadi asap cair dan arang tempurung kelapa.

Belum lagi daging kelapa menurut Nugroho dapat dijadikan minyak goreng dan air kelapa dapat dijadikan ‘nata de coco’ atau sejenis minuman segar.

Perusahaan ini dengan tekun memberikan tata cara membuat sabut kelapa menjadi aneka kerajinan dan ‘cocomesh’ (jaring sabut kelapa) yang berbasis pada masyarakat.

“Pangsa pasar ‘cocomesh’ sebagai media reklamasi lahan bekas tambang, karena di Kaltim ini banyak perusahaan tambang yang menggunakan ‘cocomesh’ ini,” ujar Nugroho.

Biasanya tutur dia, ‘cocomesh’ disuplai dari Yogjakarta ke Kaltim, sehingga diharapkan masyarakat di Kabupaten Penajam Paser Utara dapat memproduksi sendiri bahan yang dibutuhkan perusahan pertambangan yang pangsa pasarnya lebih dekat.

Melalui produksi "cocomesh' menurut Nugroho, bisa mengurangi biaya transportasi sekaligus manfaatnya dapat memberdayakan masyarakat di sekitar tambang.

“Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara, Badan Usaha Milik Negera (BUMN) dan swasta agar memberikan perhatian melalui pembinaan pemanfaatan sabut kelapa menjadi barang berguna karena di Kabupaten Penajam Paser Utara ini terdapat bahan baku sabut kelapa yang sangat melimpah,” ucapnya. (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013