Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Wagub Kaltim) Hadi Mulyadi optimistis ekonomi Kaltim 2023 lebih baik dari 2022, setidaknya dapat dilihat dari APBD setempat tahun 2023 mencapai Rp17,2 triliun, naik ketimbang 2022 yang tercatat Rp14,87 triliun.


"APBD Kaltim tahun 2023 yang sebesar Rp17,2 triliun ini merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah. Ini berkat koordinasi dan inovasi semua organisasi perangkat daerah (OPD), termasuk Badan Pendapatan Daerah Kaltim," ujar Hadi di Samarinda, Rabu.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan III-2022 tercatat tumbuh sebesar 5,28 persen (yoy), meneruskan pertumbuhan positif sejak triwulan II-2021.

Kemudian pada triwulan IV tahun ini juga diproyeksi masih tumbuh positif, sehingga di tahun depan pertumbuhan ekonomi Kaltim pun akan tumbuh lebih baik dari tahun ini karena ditopang oleh nilai APBD yang lebih tinggi.

Ia bahkan mengatakan bahwa APBD murni 2023 yang sebesar Rp17,2 triliun tersebut akan lebih meningkat lagi saat APBD perubahan mendatang, yakni diproyeksi bisa tembus lebih dari Rp20 triliun.

Proyeksi ini bukan tanpa alasan, namun karena akan adanya tambahan dana bagi hasil (DBH) kelapa sawit dari pemerintah pusat sebesar Rp3 triliun, kemudian adanya tambahan pembayaran dari World Bank atas keberhasilan Kaltim mengurangi emisi karbon, yakni akan dibayar senilai 20,9 juta dolar AS atau setara dengan Rp313,5 miliar.

"Kalau untuk pembayaran dari World Bank, Pemprov Kaltim akan dapat sekitar Rp200 miliar karena harus dibagi tiga, ada kabupaten yang juga harus mendapat bagian dari upaya mengurangi emisi karbon ini," katanya.

Potensi lain terhadap penambahan APBD Kaltim di tahun depan adalah pendapatan asli daerah (PAD) dari sejumlah perusahaan besar yang beroperasi di Kaltim.

Ia juga mengimbau perusahaan tidak sekadar menjalankan kewajiban membayar pajak, tapi diharapkan rajin bersedekah untuk pendapatan Kaltim agar penghasilan perusahaan juga terus meningkat.

Hadi melanjutkan, pascapandemi COVID-19 yang dua tahun menerpa, kemudian Indonesia khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi akibat krisis ekonomi dunia, hal itu tidak berlaku bagi Kaltim karena ekonomi daerah ini tetap tumbuh.

"Secara umum Kaltim tidak terpengaruh dengan krisis ekonomi global karena ketahanan pangan kita kuat. Dampaknya memang ada, tapi itu tidak signifikan. Kondisi ini harus kita pertahankan, maka kuncinya adalah selalu bersinergi dan berinovasi," katanya.
 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022