Nunukan (ANTARA Kaltim) - Sebanyak enam rumah di Kecamatan Nunukan Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara hancur terkena angin puting beliung pada Minggu (6/10) sekitar pukul 16.00 Wita.
Salah seorang korban angin puting beliung di RT 15 Kelurahan Nunukan Barat Kecamatan Nunukan, Karolus Kia di Nunukan, Senin menjelaskan, dirinya tidak menyangka rumahnya akan terkena musibah tersebut bersamaan dengan hujan deras itu.
Ia mengaku, dirinya sedang berada dalam salah satu kamar rumahnya saat hujan, tiba-tiba angin kencang berhembus dari arah barat dan mengangkat atap rumahnya dan mengena rumah tetangganya yang turut hancur tersebut.
Pada saat angin kencang, dia mengaku menyaksikan atap rumahnya terangkat hingga ketinggian puluhan meter lalu jatuh dan mengena rumah tetangganya.
Karolus yang berdomisili tepat di belakang Stadion Sei Bilal Kabupaten Nunukan itu menyatakan, akibat musibah itu tidak ada anggota keluarganya yang sempat menjadi korban kecuali harta bendanya basah kuyup karena seluruh atap rumahnya diterbangkan angin kencang.
"Tidak ada juga anggota keluarga yang korban (luka). Tapi semua peralatan tidur dan lainnya basah kuyup karena semua atap rumah saya diterbangkan angin," ujar dia saat membenahi isi rumahnya yang berantakan dan basah tersebut.
Akibat musibah itu, Karolus memperkirakan mengalami kerugian sekitar Rp15 juta dan saat mengungsi di rumah keluarganya yang letaknya tak jauh dari rumahnya.
Korban angin puting beliung lainnya bernama Ahmad, Senin mengaku, sangat kaget ketika rumahnya hancur terkena angin puting beliung bersamaan dengan hujan deras itu.
Ia menjelaskan, akibat angin puting beliung tersebut seluruh atap rumahnya terbang hingga ratusan meter ke belakang yang menyebabkan rumahnya yang terbuat dari beton itu tergenang air.
Ahmad memperkirakan akibat musibah yang menimpanya mengalami kerugian sekitar Rp10 juta dan saat ini mengungsi di rumah tetangganya.
"Untuk sementara ini saya bersama istri dan anak-anak mengungsi di rumah tetangga sambil memasang atap yang diterbangkan angin," ucapnya saat ditemui disela-sela menjemur peralatan tidurnya di depan rumah pribadinya.
Ahmad maupun Karolus mengaku belum mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat, walaupun telah didata oleh ketua RT-nya, katanya.
Pantauan Antara di lokasi kejadian, keenam rumah yang hancur itu letaknya berjauhan, satu rumah dekat Stadion Sei Bilal, satu unit di jalan poros Sei Bilal-Jalan Persemaian dan tiga rumah lagi di Kampung Timur. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Salah seorang korban angin puting beliung di RT 15 Kelurahan Nunukan Barat Kecamatan Nunukan, Karolus Kia di Nunukan, Senin menjelaskan, dirinya tidak menyangka rumahnya akan terkena musibah tersebut bersamaan dengan hujan deras itu.
Ia mengaku, dirinya sedang berada dalam salah satu kamar rumahnya saat hujan, tiba-tiba angin kencang berhembus dari arah barat dan mengangkat atap rumahnya dan mengena rumah tetangganya yang turut hancur tersebut.
Pada saat angin kencang, dia mengaku menyaksikan atap rumahnya terangkat hingga ketinggian puluhan meter lalu jatuh dan mengena rumah tetangganya.
Karolus yang berdomisili tepat di belakang Stadion Sei Bilal Kabupaten Nunukan itu menyatakan, akibat musibah itu tidak ada anggota keluarganya yang sempat menjadi korban kecuali harta bendanya basah kuyup karena seluruh atap rumahnya diterbangkan angin kencang.
"Tidak ada juga anggota keluarga yang korban (luka). Tapi semua peralatan tidur dan lainnya basah kuyup karena semua atap rumah saya diterbangkan angin," ujar dia saat membenahi isi rumahnya yang berantakan dan basah tersebut.
Akibat musibah itu, Karolus memperkirakan mengalami kerugian sekitar Rp15 juta dan saat mengungsi di rumah keluarganya yang letaknya tak jauh dari rumahnya.
Korban angin puting beliung lainnya bernama Ahmad, Senin mengaku, sangat kaget ketika rumahnya hancur terkena angin puting beliung bersamaan dengan hujan deras itu.
Ia menjelaskan, akibat angin puting beliung tersebut seluruh atap rumahnya terbang hingga ratusan meter ke belakang yang menyebabkan rumahnya yang terbuat dari beton itu tergenang air.
Ahmad memperkirakan akibat musibah yang menimpanya mengalami kerugian sekitar Rp10 juta dan saat ini mengungsi di rumah tetangganya.
"Untuk sementara ini saya bersama istri dan anak-anak mengungsi di rumah tetangga sambil memasang atap yang diterbangkan angin," ucapnya saat ditemui disela-sela menjemur peralatan tidurnya di depan rumah pribadinya.
Ahmad maupun Karolus mengaku belum mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat, walaupun telah didata oleh ketua RT-nya, katanya.
Pantauan Antara di lokasi kejadian, keenam rumah yang hancur itu letaknya berjauhan, satu rumah dekat Stadion Sei Bilal, satu unit di jalan poros Sei Bilal-Jalan Persemaian dan tiga rumah lagi di Kampung Timur. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013