Tenggarong (ANTARA) - Kondisi tumpukan sampah di Kelurahan Muara Jawa Pesisir dan Kelurahan Muara Jawa Ulu, Kecamatan Muara Jawa Kabupaten Kutai Kartanegara sangat memprihatinkan terutama di Pasar Handil atau Pasar Rudina, sehingga harus segera ditangani.
Menurut sejumlah pedagang di Pasar Handil saat ditemui, Sabtu, mengaku bahwa tumpukan sampah sudah dua pekan terakhir belum juga terangkut petugas kebersihan.
Padahal para pedagang di pasar Jalan Ahmad Yani itu setiap bulannya ditarik ongkos untuk biaya kebersihan sebesar Rp20 ribu per bulan.
Menurut seorang pedagang, Sukron, biaya kebersihan lebih dari Rp20 ribu pun mereka tidak masalah asal kondisi pasar berih dari sampah.
Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat (PMD) pada Kantor Camat Muara Jawa Jemain mengakui bahwa masalah kebersihan di Muara Jawa bukan ditangani pihak kecamatan namun dikelola forum Gerakan Muara Jawa Bersih (GMJB).
Menurut dia, keberadaan Forum tersebut merupakan hasil kesepakatan unsur forum pimpinan Kecamatan yang terdiri dari Camat, Koramil dan Kapolsek.
Dia mengatakan forum ini selain memiliki otoritas kebersihan dan penanganan sampah juga sarana kebersihan diantaranya 2 truk pengangkut sampah bantuan Pemkab Kukar.
"Namun kini yang beroperasi hanya sebuah truk mengalami kerusakan," ujarnya.
Di samping volume sampah yang kian meningkat jumlahnya. Sementara hal yang sama juga diungkapkan Ketua Forum GMJB Syaikul Islami.
Dia mengatakan ada berbagai kendala dalam menangani masalah sampah dan kebersihan di Kecamatan Muara Jawa, di antaranya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah yang sudah tidak mampu lagi menampung.
Padahal, katanya, sejak tiga tahun terakhir jumlah sampah terus meningkat. Syaikul Islami berharap Pemkab Kukar dapat memberikan bantuan terutama penambahan sarana mobilitas berupa truk angkutan sampah.
"Minimal yang dibutuhkan saat ini tiga truk pengangkut sampah," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Menurut sejumlah pedagang di Pasar Handil saat ditemui, Sabtu, mengaku bahwa tumpukan sampah sudah dua pekan terakhir belum juga terangkut petugas kebersihan.
Padahal para pedagang di pasar Jalan Ahmad Yani itu setiap bulannya ditarik ongkos untuk biaya kebersihan sebesar Rp20 ribu per bulan.
Menurut seorang pedagang, Sukron, biaya kebersihan lebih dari Rp20 ribu pun mereka tidak masalah asal kondisi pasar berih dari sampah.
Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat (PMD) pada Kantor Camat Muara Jawa Jemain mengakui bahwa masalah kebersihan di Muara Jawa bukan ditangani pihak kecamatan namun dikelola forum Gerakan Muara Jawa Bersih (GMJB).
Menurut dia, keberadaan Forum tersebut merupakan hasil kesepakatan unsur forum pimpinan Kecamatan yang terdiri dari Camat, Koramil dan Kapolsek.
Dia mengatakan forum ini selain memiliki otoritas kebersihan dan penanganan sampah juga sarana kebersihan diantaranya 2 truk pengangkut sampah bantuan Pemkab Kukar.
"Namun kini yang beroperasi hanya sebuah truk mengalami kerusakan," ujarnya.
Di samping volume sampah yang kian meningkat jumlahnya. Sementara hal yang sama juga diungkapkan Ketua Forum GMJB Syaikul Islami.
Dia mengatakan ada berbagai kendala dalam menangani masalah sampah dan kebersihan di Kecamatan Muara Jawa, di antaranya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah yang sudah tidak mampu lagi menampung.
Padahal, katanya, sejak tiga tahun terakhir jumlah sampah terus meningkat. Syaikul Islami berharap Pemkab Kukar dapat memberikan bantuan terutama penambahan sarana mobilitas berupa truk angkutan sampah.
"Minimal yang dibutuhkan saat ini tiga truk pengangkut sampah," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013