Samarinda (ANTARA Kaltim)- Perwakilan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kaltim bekerjasama dengan ormas keagamaan yang ada Di Provinsi Kalimantan Timur membentuk Simpul Jaringan (Sijar) Forum Antar Umat Beragama Peduli Keluarga Sejahtera dan Kependudukan (Fapsedu) beranggotakan para generasi muda dari tokoh lintas agama.
“Pembentukan Sijar Fapsedu di Kaltim merupakan yang kesembilan, sebelumnya telah dibentuk di delapan daerah yakni di DKI Jakarta, NTB, NTT, Jawa Barat, Maluku Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Jawa Tengah,†kata Sekjen Fapsedu pusat, Freddy Aritonang di Samarinda, Kamis (26/9).
Ia mengatakan anggota Sijar nantinya fokus membina generasi muda melalui jalur keagamaan untuk peduli kependudukan dan keluarga sejahtera, sehingga mereka sebelum melakukan advokasi perlu dibekali pengetahuan tentang program kependudukan dan keluarga sejahtera.
Diharapkan anggota Sijar tidak hanya melakukan advokasi, Komunikasi, Informasi dan edukasi tetapi juga melakukan penggerakan di masing-masing daerahnya hingga ketingkat desa.
Menurutnya yang lebih penting lagi apabila para anggota Sijar melalui jalur keagamaan memiliki sikap pendewasaan usia perkawinan dengan usia kawin pertama bagi wanita 21 tahun dan pria 25 tahun, maka nantinya mereka mempunyai dua anak cukup laki-laki atau perempuan sama saja, sehingga bisa dihindari empat terlalu (4T).
“4T yang dimaksud adalah terlalu muda melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, terlalu tua melahirkan dan terlalu banyak melahirkan,†kataya.
Freddy Aritonang menjelaskan dengan adanya pendewasaan usia perkawinan maka akan dicapai penduduk tumbuh seimbang, karena mampu mengurangi laju pertumbuhan penduduk atau Total Ferteliti Rate (TFR) , tetapi jika hanya dilakukan dengan penggunaan alat kontrasepsi maka tidak bisa dicapai penduduk tumbuh seimbang nantinya.
Dia menambahkan kondisi saat ini laju pertumbuhan penduduk yang sangat cepat di tenagh berbagai persoalan bangsa, seperti persoalan kualitas SDM yang masih rendah, penyebaran penduduk yang tidak merata dan tingkat kesejahteraan yang masih rendah, tentu akan menyebabkan kondisi kehidupan masyarakat semakin mengkhawatirkan.
“Oleh karena itu perlu melibatkan semua pihak salah satunya adalah para pemuka agama dan kalangan pemuda lintas agama melalui pembentukan Sijar Fapsedu guna membantu mensukses program kependudukan dan keluarga sejahtera,†ujar Freddy Aritonang.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
“Pembentukan Sijar Fapsedu di Kaltim merupakan yang kesembilan, sebelumnya telah dibentuk di delapan daerah yakni di DKI Jakarta, NTB, NTT, Jawa Barat, Maluku Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Jawa Tengah,†kata Sekjen Fapsedu pusat, Freddy Aritonang di Samarinda, Kamis (26/9).
Ia mengatakan anggota Sijar nantinya fokus membina generasi muda melalui jalur keagamaan untuk peduli kependudukan dan keluarga sejahtera, sehingga mereka sebelum melakukan advokasi perlu dibekali pengetahuan tentang program kependudukan dan keluarga sejahtera.
Diharapkan anggota Sijar tidak hanya melakukan advokasi, Komunikasi, Informasi dan edukasi tetapi juga melakukan penggerakan di masing-masing daerahnya hingga ketingkat desa.
Menurutnya yang lebih penting lagi apabila para anggota Sijar melalui jalur keagamaan memiliki sikap pendewasaan usia perkawinan dengan usia kawin pertama bagi wanita 21 tahun dan pria 25 tahun, maka nantinya mereka mempunyai dua anak cukup laki-laki atau perempuan sama saja, sehingga bisa dihindari empat terlalu (4T).
“4T yang dimaksud adalah terlalu muda melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, terlalu tua melahirkan dan terlalu banyak melahirkan,†kataya.
Freddy Aritonang menjelaskan dengan adanya pendewasaan usia perkawinan maka akan dicapai penduduk tumbuh seimbang, karena mampu mengurangi laju pertumbuhan penduduk atau Total Ferteliti Rate (TFR) , tetapi jika hanya dilakukan dengan penggunaan alat kontrasepsi maka tidak bisa dicapai penduduk tumbuh seimbang nantinya.
Dia menambahkan kondisi saat ini laju pertumbuhan penduduk yang sangat cepat di tenagh berbagai persoalan bangsa, seperti persoalan kualitas SDM yang masih rendah, penyebaran penduduk yang tidak merata dan tingkat kesejahteraan yang masih rendah, tentu akan menyebabkan kondisi kehidupan masyarakat semakin mengkhawatirkan.
“Oleh karena itu perlu melibatkan semua pihak salah satunya adalah para pemuka agama dan kalangan pemuda lintas agama melalui pembentukan Sijar Fapsedu guna membantu mensukses program kependudukan dan keluarga sejahtera,†ujar Freddy Aritonang.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013