BELASAN tahun mengabdi sebagai guru honorer di Kabupaten Penajam Paser Utara, Misina, guru di sekolah Raudatul Atfal (RA) Al-Hikmah, Desa Girimukti, Kecamatan Penajam, berharap dapat terangkat menjadi pegawai negeri sipil.

"Sudah 13 tahun saya mengabdi sebagai guru dan hingga kini status saya masih sebagai guru honorer. Saya berharap, ada peluang bagi kami (guru honorer) agar dapat berubah status menjadi PNS, sebab dedikasi dan pengabdian yang kami berikan selama ini, sama dengan guru lainnya yang berstatus PNS," ungkap Misina, Minggu.
   
Kemajuan sektor pendidikan di Kabupaten Penajam Paser Utara kata ibu tiga anak itu, tak terlepas dukungan dan peranan besar pemerintah, orang tua dan 'stakeholders'.

"Terutama guru, baik berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun tenaga honorer," katanya.

Tanpa mengenal satus, baik itu guru yang sudah terangkat menjadi PNS maupun yang belum (honorer), setiap hari mereka meluangkan waktu memberikan pelajaran kepada murid-muridnya di sekolah demi mencetak generasi muda yang handal.

"Status sebagai guru honorer bukanlah alasan bagi kami untuk mengurangi pengabdikn dalam mencerdasakan generasi muda. Namun, sebagai manusia, kami juga sangat berharap agar diberi kesempatan yang sama untuk dapat menjadi PNS pada pendaftaran pendaftaran calon pegawai negeri sipil (CPNS) khususnya formasi guru tahun ini," harap Misina.

Walau berbekal pendidikan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) tidak membuat Misina puas dalam mengejar impiannya menjadi PNS, Ibu kelahiran Desa Girimukti, Kecamatan Penajam pada 5 Agustus 1971 ini juga telah menyelesaikan jenjang pendidikan sarjana (S1).

"Saya melanjutkan sekolah demi harapan menjadi PNS dan telah mengikuti sertifikasi guru dan ujian sertifikasi dan saat ini tinggal menunggu hasilnya,” ungkap Misina.

Sebagai guru honorer yang sudah mengabdi cukup lama dan merupakan warga kelahiran setempat maka tidaklah berlebihan jika Masina bersama guru honorer lainnya di Penajam Paser Utara khususnya di sekolah Raudatul Atfal (RA) Al-Hikmah dapat diakomodir menjadi PNS.

“Dulu, ada pengumpulan data guru-guru honor di sekolah-sekolah lain, namun saya tidak mengumpulkan karena tidak masuk dalam database. Saya berharap, pemerintah kembali mengumpulkan 'database' khususnya di Raudatul Atfal (RA) Al-Hikmah sampai saat ini kami belum terokomodir,” ujar Misna.

Penghasilannya sebagai honorer lanjut Misina hanya diperoleh dari sekolah dan insentif yang diberikan oleh pemerintah melalui Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Penajam Paser Utara.

Melalui pengabdiannya sebagai guru selama belasan tahun dan saat ini Misina menjabat wakil kepala sekolah, dedikasi dan pengabdiannya untuk mencetak siswa-siswi agar mereka menjadi putra-putri yang bisa membangun daerah lebih baik dan masa depan cemerlang, tidak pernah surut.

Ungkapan yang sama datang dari rekan Misina, yakni Nuriati yang juga sebagai guru hohorer di RA Al Hikmah ini.

Nuriati mengaku menjadi tenaga honorer sudah sembilan tahun dan terus berharap dapat diangkat menjadi PNS.
 
Dia mengatakan, mereka sebagian kecil dari beberapa teman sesama honor yang sudah mengabdi lama, bahkan ada di antara temannya sudah mengabdi hingga 20 tahun.

Nuriati mengaku sudah berkali kali mengikuti tes PNS, namun belum membuahkan hasil.

“Saya sudah beberapa kali mengikuti tes PNS tapi belum lulus, namun saya tetap menjalankan tugas ini dengan penuh keikhlasan. Semoga masa depan saya dan teman-teman selaku tenaga honorer seluruhnya bisa diterima jadi PNS,” ujarnya.

Di RA Al Hikmah kata dia tercatat 54 siswa dengan dengan orang guru dipimpin Hj Faulina Sanri selaku kepala sekolah.

“Saya berempat masih honor dan hanya kepala sekolah yang sudah bertatus PNS,” ucapnya. (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013