Samarinda (ANTARA Kaltim) - Dinas Peternakan Kalimantan Timur berusaha mengembangkan budidaya ternak sapi yang terintegrasi dengan kelapa sawit, baik skala kecil maupun skala besar, dengan melibatkan sejumlah perusahaan besar yang beroperasi di provinsi itu.
Sekretaris Disnak Kaltim Woro Triani dalam paparan Draf Renstra 2013-2018 di Aula Dinas Peternakan, Senin (16/9), mengatakan, prospek ke depan pengembangan sapi berintegrasi dengan sawit sangat besar, seiring pengembangan perkebunan sawit yang luas di seluruh wilayah Kaltim.
Didampingi Kepala Seksi Pengembangan Kawasan dan Kelembagaan Peternakan Disnak Kaltim Syarif Wan, Woro Triani mengaku hingga kini sejumlah usaha telah dilakukan di antaranya berusaha melakukan komunikasi dengan perusahaan sawit lokal maupun nasional.
Menurut Woro, untuk menjalin komunikasi tersebut, pihaknya terbantu oleh pesan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepada perusahaan milik negara yang bergerak dalam bidang perkebunan untuk melakukan integrasi antara sawit dengan sapi.
Woro menuturkan, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) yang memilki perkebunan sawit di Kaltim akan diajak bekerja sama melakukan integrasi sapi dan sawit. "Memang baru sebatas rencana, untuk aksi kita akan matangkan kembali," kata Woro.
Kerja sama integrasi itu, menurut Woro, tahap awal baru dengan perusahaan milik negara, sementara dengan perusahaan swasta, baru akan dilakukan setelah integrasi sapi dan sawit dengan perusahaan negara berjalan sukses.
Diakui Woro, ada sejumlah kesulitan untuk mengajak kerjasama integrasi sapi dengan sawit, di antaranya belum ada kajian akademis tentang dampak positif maupun negatif dari integrasi sapi dan sawit.
Untuk itu, ujarnya, pihaknya akan melakukan kajian tentang integrasi sapi dan sawit dengan melibatkan lembaga pendidikan tinggi, seperti dari Universitas Mulawarman. "Kajian harus dilakukan agar program berjalan sukses," ujar Woro.
Jika program ini berjalan, tambahnya, ketergantungan terhadap distribusi sapi dari luar dapat kurangi hingga pencapaian swasembada daging dapat diraih secara cepat.
Sementara itu, Kasi Pengembangan Kawasan dan Kelembagaan Peternakan Syarif Wan mengatakan bahwa untuk pencapaian swasembada daging sapi diperlukan sejumlah terobosan, baik itu berbasis usaha peternakan atau industri.
Ia mengatakan, gerak cepat perlu dilakukan mengingat tingginya kebutuhan daging oleh pasar.
Setiap tahun tercatat 55 ribu hingga 65 ribu sapi terserap oleh pasar, sementara peternal lokal hanya mampu memenuhi daging sapi sekitar 5 ribu ekor.
"Karena itu, perlu ada upaya termasuk menyiapkan regulasi agar mudah dalam melaksanakan integrasi," ucap Syarif Wan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Sekretaris Disnak Kaltim Woro Triani dalam paparan Draf Renstra 2013-2018 di Aula Dinas Peternakan, Senin (16/9), mengatakan, prospek ke depan pengembangan sapi berintegrasi dengan sawit sangat besar, seiring pengembangan perkebunan sawit yang luas di seluruh wilayah Kaltim.
Didampingi Kepala Seksi Pengembangan Kawasan dan Kelembagaan Peternakan Disnak Kaltim Syarif Wan, Woro Triani mengaku hingga kini sejumlah usaha telah dilakukan di antaranya berusaha melakukan komunikasi dengan perusahaan sawit lokal maupun nasional.
Menurut Woro, untuk menjalin komunikasi tersebut, pihaknya terbantu oleh pesan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepada perusahaan milik negara yang bergerak dalam bidang perkebunan untuk melakukan integrasi antara sawit dengan sapi.
Woro menuturkan, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) yang memilki perkebunan sawit di Kaltim akan diajak bekerja sama melakukan integrasi sapi dan sawit. "Memang baru sebatas rencana, untuk aksi kita akan matangkan kembali," kata Woro.
Kerja sama integrasi itu, menurut Woro, tahap awal baru dengan perusahaan milik negara, sementara dengan perusahaan swasta, baru akan dilakukan setelah integrasi sapi dan sawit dengan perusahaan negara berjalan sukses.
Diakui Woro, ada sejumlah kesulitan untuk mengajak kerjasama integrasi sapi dengan sawit, di antaranya belum ada kajian akademis tentang dampak positif maupun negatif dari integrasi sapi dan sawit.
Untuk itu, ujarnya, pihaknya akan melakukan kajian tentang integrasi sapi dan sawit dengan melibatkan lembaga pendidikan tinggi, seperti dari Universitas Mulawarman. "Kajian harus dilakukan agar program berjalan sukses," ujar Woro.
Jika program ini berjalan, tambahnya, ketergantungan terhadap distribusi sapi dari luar dapat kurangi hingga pencapaian swasembada daging dapat diraih secara cepat.
Sementara itu, Kasi Pengembangan Kawasan dan Kelembagaan Peternakan Syarif Wan mengatakan bahwa untuk pencapaian swasembada daging sapi diperlukan sejumlah terobosan, baik itu berbasis usaha peternakan atau industri.
Ia mengatakan, gerak cepat perlu dilakukan mengingat tingginya kebutuhan daging oleh pasar.
Setiap tahun tercatat 55 ribu hingga 65 ribu sapi terserap oleh pasar, sementara peternal lokal hanya mampu memenuhi daging sapi sekitar 5 ribu ekor.
"Karena itu, perlu ada upaya termasuk menyiapkan regulasi agar mudah dalam melaksanakan integrasi," ucap Syarif Wan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013