Kapal phinisi dari Dinas Pariwisata Sulawesi Selatan hadir di Kota Minyak dengan kapal itu Wali Kota Rahmad Mas’ud menawarkan wisata keliling Teluk Balikpapan.
“Dengan naik kapal ini, maka wisatawan mendapat pengalaman baru yang khas,” kata Wali Kota Rahmad, Minggu.
Pada Jumat lalu, Wali Kota Rahmad pun mengajak sejumlah pejabat Pemkot Balikpapan menjadi wisatawan, untuk pesiar dengan kapal tersebut.
Perjalanan keliling Teluk dimulai sore hari pukul lima dari Pelabuhan Semayang para wisatawan mendapat tempat di dek atas, dan bisa duduk-duduk sambil menikmati penganan yang disediakan awak kapal.
Pada sore hari seperti itu, pemandangan ke arah Kota Minyak di bagian barat menampilkan pemukiman Kampung Baru Ulu dan Baru Tengah yang tampak dari jauh seperti kotak-kotak warna-warni khaki biru, putih, merah, yang berjejer dan bertumpukan di lereng bukit seperti pemandangan di Corsica, Italia, atau Canary Island. Laut Teluk berwarna biru tua jernih dan berbuih putih.
Selanjutnya bila perjalanan terus ke arah hulu dari Teluk, turis disajikan hutan-hutan mangrove sekaligus industri sepanjang sisi tepian Balikpapan.
Ada ban berjalan pelabuhan batu bara, menara PLTU, kesibukan di dermaga-dermaga perusahaan yang melayani bisnis pengeboran minyak, Pelabuhan Peti Kemas Kariangau, dan pabrik kelapa sawit.
Di Teluk sendiri ada pemandangan tetap berupa SPBU terapung, sejumlah tanker minyak yang lego jangkar menunggu dimuat atau dibongkar minyak muatannya yang berasal dari berbagai belahan dunia untuk diolah di kilang.
Ada pula feri dan perahu klotok penyeberangan Balikpapan-Penajam yang lalu lalang, termasuk ponton batu bara, dan feri yang menunggu antre menurunkan penumpang di depan Pelabuhan Penajam di sisi selatan Teluk Balikpapan.
Ujung perjalanan ke arah hulu adalah Jembatan Pulau Balang yang membentang di atas Teluk Balikpapan sepanjang satu kilometer lebih.
Di bawahnya, perahu phinisi melingkari Pulau Balang, di mana sepasang kaki jembatan menancap kokoh.
“Wisatawan dapat melihat satu hasil karya anak bangsa yang luar biasa itu,” kata Wali Kota.
Jembatan Pulau Balang adalah jembatan dengan konstruksi gantung, jalan atau badan jembatan bergantung kepada tali-tali baja yang bertumpu pada dua tiang yang menjulang.
Jembatan Pulau Balang adalah fasilitas pendekat menuju Ibukota Nusantara dari atas jembatan pun terlihat pemandangan Teluk Balikpapan.
Dalam perjalanan kembali ke Pelabuhan Semayang, wisatawan menyaksikan matahari tenggelam di buritan kapal dan kemudian gemerlap lampu-lampu kilang Pertamina.
Ketika tiba kembali di Pelabuhan Semayang lama perjalanan mencapai 2 jam 30 menit.
Menurut Wali Kota Rahmad Mas’ud, wisata bahari berupa susur pesisir Teluk Balikpapan merupakan programnya untuk menambah jenis wisata di Kota Minyak.
“Kita manfaatkan potensi yang kita punya,” kata Rahmad Mas’ud.
Wali Kota juga mempersilakan siapa pun yang tertarik untuk mengembangkan wisata tersebut.
Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata dr Tjokorda Ratih menyebutkan, pihaknya tengah mempelajari untuk membuat paket wisata bahari susur Teluk Balikpapan tersebut.
“Sekarang sedang kami pelajari segala sesuatunya mulai dari titik kunjungannya, sarananya, dan pengaturan waktu yang terbaik,” kata dr Ratih.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022