Samarinda (ANTARA Kaltim) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimanatan Timur  menggelar pelatihan tentang demografi bagi Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB).

“Pelatihan  demografi  ini di peruntukan bagi  PLKB yang  baru dan belum pernah mendapatkan pengetahuan tentang  demografi,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim, Jufri Yasin saat membuka  acara Refreshing materi demografi, di gedung Diklat BKKBN Kaltim.

Ia mengatakan  PLKB  harus  mengatahui  tentang  demografi atau ilmu yang memberikan gambaran kependudukan. Masalah kependudukan menjadi bahan analisis pembangunan  karena berkaitan dengan masalah kependudukan .

“Masalah kependudukan meliputi jumlah, komposisi, persebaran, pertumbuhan dan karekteristik sosial ekonomi penduduk,” katanya.

Menurutnya jumlah penduduk yang besar bukan jaminan menjadi modal pembangunan, bahkan sebaliknnya bisa menjadi beban pembangunan, jika tidak didukung sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Jufri Yasin menjelaskan bahwa  Indonesia akan memasuki priode  “Bonus Demografi”  yang diperkirakan pada tahun 2020 hingga 2030.

“Bonus demografi adalah dimana jumlah penduduk diusia produktif lebih banyak dibanding usia anak-anak dan lansia. Hal itu perlu diwaspadai apakah itu akan menjadi peluang atau menjadi tantangan,” katanya .

Dikatakannya bahwa  bonus demografi akan menjadi peluang kearah lebih baik apabila jumlah penduduk usia produktif didukung dengan   SDM  yang berkualitas. tingkat kesejahteraan semakin baik.

Tetapi bisa berubah jadi bencana apabila banyak usia produktif tidak memiliki pendidikan yang baik,  sehingga  bisa   berdampak pada banyaknya pengangguran, kemisikinan, kesehatan dan tindak kriminalitas.

Dia  berharap mumpung masih ada kesempatan meraih peluang bonus demografi perlu dipersiapkan dari sekarang dengan mensinergikan program kependudukan dengan program-program pemerintah lainnya.

Di sampaikannya  Jufri Yasin ,   kondisi  Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) di Provinsi Kaltim pada tahun 1990-2000 sebesar 2,78 persen, kemudian meningkat menjadi 3,82 persen ditahun 2010.

Hal itu perlu  diwaspadai agar pertumbuhan penduduk di Kaltim dapat dikendalikan.

“Meskipun pertumbuhan penduduk di Kaltim  berdasarkan data BPS Kaltim, masih didominasi   oleh banyaknya migrasi  atau pendatang dari daerah  luar, bukan   karena tingginya angka kelahiran. Namun tetap menjadi  perhatian dan  persoalan   apabila  para pendatang tidak memiliki keahlian atau SDM,” katanya .(*)

Pewarta: Rahmad

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013