Sangatta (ANTARA Kaltim) - Kepala Adat Suku Dayak Wehea, Desa Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur, Ladjie Taq, mengatakan keberadaan Hutan Wehea sangat dikenal dan populer di kalangan peneliti di negara Kanada.

"Hutan Wehea ini sangat dikenal dan popular di Kanada, terutama di kalangan peneliti dan di beberapa Universitas daripada di Indonesia," kata Ladjie Taq, Minggu.

Menurut Ladjie Taq, mungkin karena Hutan Wehea ini cukup dikenal, tidak jika dirinya sering diundang ke Kanada untuk mempresentasikan pengelolaan hutan wehea.

Bahkan, kata Ladjie Taq, yang membuat dirinya heran, sebab, Hutan Wehea yang memiliki luas 35 ribu hektare telah diakui di luar negeri sebagai hutan lindung, tapi justru pemerintah Indonesia belum memgakui sebagai hutan lindung.

Pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Kehutanan belum mengakui Hutan Wehea sebagai Hutan Lindung, justru di Kanada diakui sebagai hutan lindung, jelas Ladjie Taq yang pada tahun 2009 memperoleh penghargaan tertinggi Kalpataru dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam bidang Lingkungan Hidup.

Hutan Wehea yang selama bertahun-tahun dijaga dipelihara oleh masyarakat adat, menjadi daya tarik para ilmuan lingkungan hidup dari berbagai belahan dunia, karena memiliki keunggulan dibanding hutan lain di Indonesia dan negara lain.

Dikatakan Ladjie Taq, ketertarikan ilmuwan luar negeri dengan Hutan Wehea, sehingga dirinya beberapa kali diundang untuk mempresentasikannya dibeberapa universitas di Kanada.

Akhir bulan lalu, Ladjie Taq diundang di British of Columbia University, Simon Fraser University, West University, serta perusahaan kosmetik dengan dihadiri ratusan berbagai latar belakang dan ilmu.

"Saya diundang ke sana karena mereka tertarik dengan keberhasilan dalam pengelolaan hutan adat Wehea," jelasnya.

Dari undangan itulah, beberapa kalangan hingga sebuah Universitas menawarkan diri untuk bekerja sama dengan bersedia bantu keuangan, sebab, menurut mereka kalau hanya mengandalkan bantuan pemerintah daerah, itu tidak cukup.

"Mereka sangat tertarik Selain itu, bantuan itu merupakan penghargaan mereka atas pengelola melakukan penelitian berbagai tumbuhan dan hewan hutan yang dianggap tidak ada di negara dan daerah lain," katanya. (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013