Balikpapan (ANTARA Kaltm) - Palang Merah Indonesia (PMI) Balikpapan kehabisan stok darah golongan A dan B, sedangkan yang AB serta O pada Kamis hanya tinggal beberapa kantong.

"Oleh karena itu, kami mengimbau warga masyarakat untuk mendonorkan darah demi kemanusiaan," kata Rinny Siahaan, petugas transfusi di PMI Balikpapan.

Balikpapan kini membutuhkan rata-rata 50 kantong darah per hari. Selain dari donor rutin, pemenuhan kebutuhan itu juga didapat dari keluarga atau kerabat pasien yang memerlukan darah.

Menurut Siahaan, warga yang ingin mendonorkan darah khususnya Muslim, bisa datang setelah waktu shalat Tarawih.

"Kami siap 24 jam sebetulnya. Tapi kalau ingin mendonor saja lebih cepat datang lebih baik. Siapa tahu kemudian ada yang memerlukan saat tengah malam atau dini hari," kata Rinny.

PMI Balikpapan melayani permintaan darah tidak hanya dari Kota Minyak, tetapi juga dari Penajam Paser Utara, Paser, dan sebagian wilayah Kutai Kartanegara seperti Samboja, Handil, dan Senipah, yang memang lebih dekat ke Balikpapan.

Untuk mengatasi kekosongan stok, PMI aktif menghubungi donor- terdaftar, menghubungi sejumlah instansi untuk mengirimkan karyawan atau anggotanya yang ingin atau sudah biasa mendonorkan darah.

"Untunglah sepekan ini masih ada donor dari TNI-AU, juga jemaat Gereja GKKA dan Gereja Advent. Lalu pekan depan ada jemaat GPIB Benuas serta Gereja Katolik Santa Theresia," kata Rinny.

Seorang donor dibolehkan menyumbangkan darah paling banyak 4 kali dalam setahun menyumbangkan darahnya. PMI mengontrol ini dengan menerbitkan kartu donor bagi setiap penyumbang darah.

Di kartu itu juga dicatat jumlah darah yang disumbangkan setiap kali pendonor diambil darahnya.

"Sekali donor itu bisa 200 cc, bisa juga sampai 400 cc. Tergantung kesehatan dan kebugaran donor," terang Rinny.

Dengan informasi dari kartu donor itu juga PMI tahu siapa saja yang bisa dihubungi sewaktu-waktu.

Menurut dia, sejak awal 2013 ini PMI Balikpapan kesulitan untuk membuat stok. Hampir semua darah yang baru diambil dari donor langsung harus ditransfusikan lagi ke pasien yang memerlukan.

"Pada tahun-tahun lalu permintaan darah paling banyak 20-30 kantong per hari. Sekarang, bisa 50 kantong lebih per hari," katanya.   (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013