Bontang (ANTARA Kaltim)- Ditemukannya limbah obat di Pelabuhan Tanjung Laut, Kecamatan Bontang Selatan pada Rabu (3/7),  jadi peringatan keras dunia medis Kaltim.Selain meresahkan masyarakat, kondisi itu dinilai sebagai bentuk minimnya pemahaman tentang bahaya limbah medis bagi sebagian orang yang bergerak di bidang ini.

“Jelas ini sangat meresahkan, apalagi hampir menelan korban jiwa. Ini menjadi peringatan bagi kita semua  bahwa hal-hal tak terduga seperti ini bisa berakibat kerugian,” Kata Bahrid Buseng, anggota DPRD Kaltim asal Daerah Pemilihan Bontang, Kutai Timur dan Berau.

Dikatakannya, tak hanya berlaku pada usaha medis dan kesehatan, kosmetik yang kedaluwarsa saja harus dimusnahkan dengan cara dibakar, apalagi limbah klinis baik dari kegiatan rumah sakit maupun laboratorium. Bahrid menekankan agar hal serupa tidak terjadi kembali.

“Limbah seperti pisau bedah atau jarum suntik, cairan infus, jaringan tubuh, buangan farmasi, buangan limbah laboratorium, sifatnya jelas sangat berbahaya. Memang ada dugaan pada kasus limbah yang satu ini limbahnya dari kapal luar, karena produk dan kemasananya menggunakan tulisan Cina yang kemungkinan dibuang di tengah laut lalu terdampar di tepi pelabuhan tersebut,” kata politikus Partai Golkar ini.

Bahrid menambahkan untuk kasus di Bontang Selatan tersebut, semestinya tidak terjadi dan memang selama ini belum pernah terjadi. Fakta bahwa limbah yang ditemukan itu kemungkinan dibuang di tengah laut membuatnya sulit terdeteksi.

“Limbah sejenis itu  baiknya dimusnahkan sesuai ketentuan jenis limbahnya, apakah dilarutkan atau dibakar untuk menghancurkan agar tidak disalahgunakan dan berpotensi hal merugikan lainnya,” ungkap Bahrid.

Ke depan Bahrid mengimbau kepada dinas maupun pihak terkait agar mengantisipasi kejadian serupa agar tidak terulang dan segera diatasi.

“Semua pihak terkait wajib lebih waspada. Baik keamanan kelautan, pelabuhan, dinas kesehatan dan lainnya.  Jangan sampai temuan serupa terjadi , ditemukan anak kecil atau masyarakat yang tidak mengerti, dikonsumsi layaknya penganan atau tanpa sengaja berpengaruh pada fisik akhirnya bisa berakibat fatal,” tutur Bahrid mengakhiri.  (adv/lia/dhi/met)


Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013