Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, Kalimantan Timur menyatakan kondisi Bendung Benanga di kawasan Benanga, Kecamatan Samarinda Utara dalam keadaan siaga, sehingga warga yang bermukim di hilirnya diminta waspada.
"Hasil cek lokasi siang tadi, tinggi muka air (TMA) pada Bendungan Benanga mencapai 7,90 meter yang berarti statusnya siaga, sehingga warga di hilir Sungai Karang Mumus (SKM) pun harus siaga," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Samarinda Suwarso di Samarinda, Minggu.
Warga yang tinggal di bantaran SKM yang diminta waspada itu terutama yang bermukim di dataran rendah yang menjadi langganan banjir ketika SKM meluap, mulai dari kawasan Betapus, Bengkuring, hingga kawasan Temindung, terutama wilayah Pemuda bagian dalam.
TMA Bendung Benanga dibagi menjadi tiga, yakni elevasi puncak pelimpah utama dengan TMA 7,20 meter, elevasi puncak pelimpah darurat dengan TMA 7,70 meter, dan elevasi puncak bendungan dengan TMA 9,50 meter.
Naiknya muka air pada Bendung Benanga saat ini akibat hujan deras yang mengguyur Kecamatan Samarinda Utara mulai dini hari, kemudian sejak pagi hingga sore hanya terjadi hujan ringan.
"Saya juga sudah mengecek ke kawasan Pampang, Samarinda Utara, di sana memang ada ruas jalan yang terendam air sejak pagi, namun warga setempat mengatakan genangan air tersebut stabil, tidak naik dan belum juga turun," katanya.
Ia berharap tidak terjadi hujan lagi, karena jika terjadi hujan dikhawatirkan terjadi penambahan debit air, terutama jika hujan mengguyur bagian hulu SKM atau di kawasan Samarinda Utara.
Sementara itu, berdasarkan prakirakan cuaca oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada Senin pagi, 21 Maret pukul 08.00 wita, terdapat enam kecamatan di Samarinda yang berpotensi terjadi hujan petir.
Enam kecamatan tersebut adalah Samarinda Utara, Sambutan, Samarinda Ulu, Samarinda Ilir, Samarinda Kota, dan Sungai Pinang.
Kemudian pada Selasa, 22 Maret pukul 08.00 wita, hujan petir diprakirakan melanda empat kecamatan, yakni Samarinda Seberang, Palaran, Sungai Kunjang, dan Loa Janan Ilir.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022