Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Paser telah memetakan ada 102 desa sebagai daerah rawan bencana seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, angin puting beliung, kebakaran hutan dan lahan.
“Di setiap kecamatan ada desa rawan bencana. Potensi rawan bencana tahun ini sama dengan tahun lalu,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan BPBD Paser, Dodi Lishardi di Tanah Grogot, Senin (21/2/2022).
Ia menyebutkan dari 10 kecamatan yang terdapat desa rawan bencana, Kecamatan Long Kali merupakan wilayah yang menjadi perhatian karena pada tahun 2021 banjir besar pernah terjadi di wilayah tersebut.
“Di Desa Long Kali, Desa Kepala Telake dan Desa Sebakung paling sering terjadi bencana,” kata Lishardi.
Ia menjelaskan dalam penanganan bencana, BPBD Kabupaten Paser telah membentuk dua wadah kelompok masyarakat yakni Desa Tangguh Bencana (Destana) di Kecamatan Long Kali dan Tanah Grogot , hal itu sebagai bentuk keterlibatan masyarakat dan pemerintah kecamatan dalam penanggulangan bencana.
“Idealnya setiap desa punya satu Destana,” ucap Lishardi.
Dikemukakannya dalam penanggulangan bencana, BPBD Kabupaten Paser juga melakukan koordinasi dengan Tim Reaksi Cepat (TRC) di setiap kecamatan.
Adapun upaya pencegahan bencana secara aktif dilakukan BPBD Paser dengan memberikan imbauan kepada masyarakat terkait potensi banjir, mengingat curah hujan cukup tinggi dalam beberapa pekan terakhir.
“Terutama untuk masyarakat yang tinggal di bantaran sungai agar mewaspadai luapan air sungai,” imbau Lishardi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
“Di setiap kecamatan ada desa rawan bencana. Potensi rawan bencana tahun ini sama dengan tahun lalu,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan BPBD Paser, Dodi Lishardi di Tanah Grogot, Senin (21/2/2022).
Ia menyebutkan dari 10 kecamatan yang terdapat desa rawan bencana, Kecamatan Long Kali merupakan wilayah yang menjadi perhatian karena pada tahun 2021 banjir besar pernah terjadi di wilayah tersebut.
“Di Desa Long Kali, Desa Kepala Telake dan Desa Sebakung paling sering terjadi bencana,” kata Lishardi.
Ia menjelaskan dalam penanganan bencana, BPBD Kabupaten Paser telah membentuk dua wadah kelompok masyarakat yakni Desa Tangguh Bencana (Destana) di Kecamatan Long Kali dan Tanah Grogot , hal itu sebagai bentuk keterlibatan masyarakat dan pemerintah kecamatan dalam penanggulangan bencana.
“Idealnya setiap desa punya satu Destana,” ucap Lishardi.
Dikemukakannya dalam penanggulangan bencana, BPBD Kabupaten Paser juga melakukan koordinasi dengan Tim Reaksi Cepat (TRC) di setiap kecamatan.
Adapun upaya pencegahan bencana secara aktif dilakukan BPBD Paser dengan memberikan imbauan kepada masyarakat terkait potensi banjir, mengingat curah hujan cukup tinggi dalam beberapa pekan terakhir.
“Terutama untuk masyarakat yang tinggal di bantaran sungai agar mewaspadai luapan air sungai,” imbau Lishardi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022