Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI dengan Republik Seychelles berkolaborasi dalam mengembangkan lokasi pariwisata bahari berbasis lingkungan yang mendukung penerapan ekonomi biru di sejumlah daerah di Indonesia.
Plt. Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP Kusdiantoro, dalam keterangan di Jakarta, Jumat, menuturkan bahwa KKP melalui skema investasi bersama dan pengembangan SDM telah berkomitmen untuk bersinergi dengan Republik Seychelles dalam pengembangan ekonomi biru di Indonesia dengan pilot project (proyek rintisan) berupa pengembangan pariwisata bahari berbasis lingkungan.
"Sebagaimana diketahui Seychelles merupakan negara pionir yang menginisiasi konsep Blue Bond sebagai skema pembiayaan yang ditujukan untuk pengembangan sektor kelautan dan perikanan. Program yang dikembangkan adalah Blue Bond Sovereign sebagai produk investasi berbasis Blue Economy dan telah mendapat dukungan dari lembaga internasional," terang Kusdiantoro.
Untuk itu, ujar dia, keberhasilan Seychelles dalam menerapkan wisata bahari berbasis ekonomi biru, dinilai perlu menjadi panduan praktik terbaik bagi generasi muda bahari untuk mengembangkan potensi wisata bahari di Indonesia.
Ia juga mengemukakan, kebijakan ekonomi biru yang ditetapkan KKP perlu mendapat dukungan dari pemangku kepentingan yang terlibat untuk keberhasilan pelaksanaannya.
"Hal ini tentu perlu didukung dengan sumber daya manusia yang terampil, memiliki pemahaman filosofis pengelolaan laut berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat dan keberlangsungan ekosistem. Dengan demikian, pengembangan SDM menjadi bagian penting dari sinergi bersama Seychelles," papar Kusdiantoro.
Untuk itu, Kusdiantoro bersama Utusan Khusus Republik Seychelles untuk ASEAN, Nico Barito juga telah mengunjungi antara lain ke Wakatobi, Sulawesi Tenggara, yang kerap dijuluki sebagai salah satu Surga Wisata di Timur Indonesia, karena Wakatobi tak hanya memiliki keindahan wisata bawah laut, tapi juga wisata pantai, peninggalan bersejarah, hingga seni budaya.
Dalam kunjungannya ke Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan Wakatobi (AKKP Wakatobi), pada 10 Februari 2022, Nico Barito memberikan Kuliah Umum Pengembangan Wisata Bahari Berbasis Ekonomi Biru.
Menurut Nico Barito dalam kuliah umum tersebut, kunci keberhasilan Seychelles dalam menghargai laut, yakni dengan melindungi laut melalui penerapan ekonomi biru.
"Pengelolaan ekonomi kelautan berbasis keberlanjutan lingkungan penting untuk dilaksanakan. Dalam menggerakkan ekonomi biru atau manajemen kelautan, kami melihat lebih jauh ke depan, baik dalam konsep perikanan, perdagangan, dan eksploitasi mineral dalam laut," terang Nico.
Lebih lanjut, pihaknya pun menuturkan empat indikator terlaksananya ekonomi biru di Seychelles. Pertama, industri perikanan tuna Seychelles telah berkembang pesat.
Seychelles, masih menurut dia, juga menjadi pusat regional dan tuan rumah bagi lndian Ocean Tuna Commission (IOTC).
Indikator kedua, ujar dia, adalah terdapat obligasi biru berdaulat di dunia (sovereign blue bond) yang merupakan instrumen keuangan perintis yang dirancang untuk mendukung proyek kelautan dan perikanan yang berkelanjutan.
Sedangkan hal ketiga, memperluas dukungan finansial dan kelembagaan untuk perluasan kawasan perlindungan laut, peningkatan tata kelola perikanan prioritas, dan pengembangan ekonomi biru Seychelles.
Terakhir adalah indikator pengelolaan perikanan yang merupakan fokus langsung dari obligasi biru dan inisiatif ini mengumpulkan investasi dalam pengelolaan perikanan, kawasan lindung laut, dan perluasan nilai makanan laut, sambil mempromosikan ketahanan laut untuk membangun kembali stok ikan.
Melalui paparan yang disampaikan Nico Barito, pada kuliah umum ini, Kusdiantoro pun berharap dapat meningkatkan potensi lulusan satuan pendidikan KP dan dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para lulusan untuk terserap di bidang wisata bahari kelautan dan perikanan, baik di sektor industri maupun usaha di dalam maupun luar negeri.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
Plt. Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP Kusdiantoro, dalam keterangan di Jakarta, Jumat, menuturkan bahwa KKP melalui skema investasi bersama dan pengembangan SDM telah berkomitmen untuk bersinergi dengan Republik Seychelles dalam pengembangan ekonomi biru di Indonesia dengan pilot project (proyek rintisan) berupa pengembangan pariwisata bahari berbasis lingkungan.
"Sebagaimana diketahui Seychelles merupakan negara pionir yang menginisiasi konsep Blue Bond sebagai skema pembiayaan yang ditujukan untuk pengembangan sektor kelautan dan perikanan. Program yang dikembangkan adalah Blue Bond Sovereign sebagai produk investasi berbasis Blue Economy dan telah mendapat dukungan dari lembaga internasional," terang Kusdiantoro.
Untuk itu, ujar dia, keberhasilan Seychelles dalam menerapkan wisata bahari berbasis ekonomi biru, dinilai perlu menjadi panduan praktik terbaik bagi generasi muda bahari untuk mengembangkan potensi wisata bahari di Indonesia.
Ia juga mengemukakan, kebijakan ekonomi biru yang ditetapkan KKP perlu mendapat dukungan dari pemangku kepentingan yang terlibat untuk keberhasilan pelaksanaannya.
"Hal ini tentu perlu didukung dengan sumber daya manusia yang terampil, memiliki pemahaman filosofis pengelolaan laut berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat dan keberlangsungan ekosistem. Dengan demikian, pengembangan SDM menjadi bagian penting dari sinergi bersama Seychelles," papar Kusdiantoro.
Untuk itu, Kusdiantoro bersama Utusan Khusus Republik Seychelles untuk ASEAN, Nico Barito juga telah mengunjungi antara lain ke Wakatobi, Sulawesi Tenggara, yang kerap dijuluki sebagai salah satu Surga Wisata di Timur Indonesia, karena Wakatobi tak hanya memiliki keindahan wisata bawah laut, tapi juga wisata pantai, peninggalan bersejarah, hingga seni budaya.
Dalam kunjungannya ke Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan Wakatobi (AKKP Wakatobi), pada 10 Februari 2022, Nico Barito memberikan Kuliah Umum Pengembangan Wisata Bahari Berbasis Ekonomi Biru.
Menurut Nico Barito dalam kuliah umum tersebut, kunci keberhasilan Seychelles dalam menghargai laut, yakni dengan melindungi laut melalui penerapan ekonomi biru.
"Pengelolaan ekonomi kelautan berbasis keberlanjutan lingkungan penting untuk dilaksanakan. Dalam menggerakkan ekonomi biru atau manajemen kelautan, kami melihat lebih jauh ke depan, baik dalam konsep perikanan, perdagangan, dan eksploitasi mineral dalam laut," terang Nico.
Lebih lanjut, pihaknya pun menuturkan empat indikator terlaksananya ekonomi biru di Seychelles. Pertama, industri perikanan tuna Seychelles telah berkembang pesat.
Seychelles, masih menurut dia, juga menjadi pusat regional dan tuan rumah bagi lndian Ocean Tuna Commission (IOTC).
Indikator kedua, ujar dia, adalah terdapat obligasi biru berdaulat di dunia (sovereign blue bond) yang merupakan instrumen keuangan perintis yang dirancang untuk mendukung proyek kelautan dan perikanan yang berkelanjutan.
Sedangkan hal ketiga, memperluas dukungan finansial dan kelembagaan untuk perluasan kawasan perlindungan laut, peningkatan tata kelola perikanan prioritas, dan pengembangan ekonomi biru Seychelles.
Terakhir adalah indikator pengelolaan perikanan yang merupakan fokus langsung dari obligasi biru dan inisiatif ini mengumpulkan investasi dalam pengelolaan perikanan, kawasan lindung laut, dan perluasan nilai makanan laut, sambil mempromosikan ketahanan laut untuk membangun kembali stok ikan.
Melalui paparan yang disampaikan Nico Barito, pada kuliah umum ini, Kusdiantoro pun berharap dapat meningkatkan potensi lulusan satuan pendidikan KP dan dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para lulusan untuk terserap di bidang wisata bahari kelautan dan perikanan, baik di sektor industri maupun usaha di dalam maupun luar negeri.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022