Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sebanyak 100 ekor sapi indukan yang terdiri dari pejantan dan betina segera didistribusikan oleh Dinas Peternakan Kaltim kepada empat kelompok ternak di Kabupaten Kutai Barat (Kubar) pada Juni atau Juli mendatang.

"Empat kelompok ternak yang akan menerima bantuan sapi dari program pemberdayaan ternak itu tersebar di empat kecamatan di Kubar," ucap Kepala Bidang Perbibitan dan Budidaya Dinas Peternakan Kaltim I Gusti Made Jaya Adhi di Samarinda, Senin.

Rincian dari empat kelompok penerima bantuan sapi itu adalah Kelompok Tani Ternak Sama Etam di Desa Pulau Lanting, Kecamatan Jempang, kemudian Kelompok Tani Kerang Lestari II di Desa Kelumpang, Kecamatan Mook Manor Bulatn.

Selanjutnya Kelompok Tani Banteng Bersatu di Desa Melak Hilir, Kecamatan Melak, dan Kelompok Tani Tunas Muda di Desa Geleo Baru, Kecamatan Barong Tongkok.

Masing-masing kelompok petani ternak tersebut akan menerima sebanyak 25 ekor sapi jantan dan betina. Sapi-sapi tersebut kemudian dipelihara bersama oleh kelompok untuk kesejahteraan mereka.

Program pemberdayaan ternak yang digulirkan pemerintah tersebut bertujuan untuk menambah populasi sapi di Kubar khususnya dan di Kaltim umumnya, pasalnya di seluruh wilayah Kaltim hingga kini belum mampu mencukupi kebutuhan konsumsi daging bagi masyarakat setempat.

Populasi sapi di Kaltim saat ini baru sekitar 108 ribu ekor, sedangkan dari jumlah itu baru sekitar 10 ribu ekor per tahun yang bisa dipotong untuk melayani kebutuhan konsumsi bagi warga setempat, padahal tingkat kebutuhan konsumsi daging bagi masyarakat Kaltim mencapai 50 ribu ekor per tahun.

Ini berarti baru sekitar 25 persen peternak lokal mampu mencukupi kebutuhan daging sapi setempat, sementara selebihnya yang mencapai 40.000 ekor per tahun, masih didatangkan dari daerah lain, seperti dari Pulau Jawa dan Pulau Sulawesi.

Dia berharap melalui program ini, selain populasi sapi di daerah dapat bertambah dengan cepat, tingkat kesejahteraan peternak juga meningkat karena sapi-sapi yang siap didistribusikan nanti merupakan sapi produktif yang dimungkinkan dapat rutin melahirkan.

"Apalagi jika diterapkan inseminasi buatan, tentu tiap 12 bulan sapi akan bunting,"katanya.

Apabila sapi-sapi tersebut rutin melahirkan, maka para peternak akan merasakan hasilnya, yakni selain ternak mereka yang bertambah banyak, sebagian dari hasil ternak juga bisa dijual sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan warga. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013